Selasa, 08 Desember 2015

Praktikum Kerja Batu

BAB 1

PENDAHULUAN


                        Kerja batu atau sering disebut juga  masonry  adalah pekerjaanpemasangan dinding bata maupun lantai yang terbuat dari kramik dan sejenisnya. Dalam pemasangannya seorang mahasiswa harus mampu menguasaimateri dan teknik yang akan dipakai dalam praktek kerja batu.

1.1       Latar belakang

Batu merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak digunakan untuk pembuatan suatu konstruksi,baik rumah,jalan dan lain sebagainya.Dalam pengerjaannya kita harus teliti dan ulet,sehingga kita memerlukan tenaga profesional untuk mengerjakannya, sebab apabila kita salah, baik dalam pengerjaannya, maupun penghitungannya kita dapat mengalami kerugian,baik material maupun finansial.
Melalui praktek kerja batu ini para mahasiswa diajarkan bagaimana cara menghitung,menyelesaikan masalah,penggunaan alat yang sesuia, dan lain sebagainya yang mendukung dalam praktek kerja batu,serta untuk melatih para mahasiswa menjadi tenaga konstruksi profesional,dan penulisan laporan ini sebagai referensi yang dipelajari,agar para mahasiswa dapat membagi dan mempergunakan ilmunya yang didapat dalam praktek ini, dilingkungan sosial.

1.2       Tujuan Umum

a.         Memiliki pengetahuan tentang kontruksi batu.
b.         Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan keperluannya.
c.         Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan.
d.         Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata denganbenar.

 

1.3       Manfaat

Setelah melakukan praktek kerja batu mahasiswa dapat mengetahui
teknik pemasangan bata,penggunaan alat yang sesuai,  memecahkan permasalahan dan persoalan yang  timbul didalam pelaksanaan praktek
kerja batu, dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang tepat dan dapat
diserap secara logika.

 

1.4       Instruksi Umum Keselamatan Kerja

1.      Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.      Serius dan jangan bergurau saat melakukan praktek.
3.      Selama praktikum berlangsung mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktikum yang telah ditentukan.
4.      Kerusakan peralatan yang diakibatkan oleh kelalaian atau tindakan diluar prosedur kerja menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan baik perorangan ataupun kelompok.
5.      Rapikan dan bersihkan alat-alat yang sudah digunakan.








BAB II

DASAR TEORI UMUM

 

2.1       Pengertian Batu

Batuan disebut juga rocks adalah bahan padat yang terbentuk karena adanya akumulasi atau kumpulan-kumpulan dari satu jenis mineral atau lebih secara alami dalam jangka waktu yang relatif lama. Secara umum, kita sering menemukan atau melihat batuan dipegunungan, sungai, tepi jalan,arel lahan pertanian, halaman rumah ataupun tepian jurang. Bentuk dan warnanyapun beragam.
Batuan memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pembangunan rumah, jembatan, gedung,jalan raya dan lain sebagainya tidak terlepas dari batu. Pekerjaan yang melibatkan batu disebut juga masonry.

 

2.2       Jenis-jenis batu untuk konstruksi

            Menurut konstruksinya batu dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Batuan alami.
Batuan alami adalah jenis batuan yang terbentuk akibat aktivitasdialam,
contohnya :  batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
2.      Batuan buatan.
Batuan buatan atau batu cetak dibuat untuk menggantikan peran batu alam meski tidak dapat secara keseluruhan. Batu buatan dibuat dengan bahandasar tanah liat,sedikit ditambah pasir yang halus, kemudian dibuat lunak dengan ditambah sedikit air, lalu dicetak. Benda ini disebut batu bata, dicetak dengan ukuran pajang, lebar dan tebal tertentu, biasa ditentukan berdasarkan standard yang berlaku. Standar bata yang berlaku di indonesia (52 mm x 115 mm x 240 mm) dan (50 mm x 110 mm x 230 mm).




2.3              Peralatan yang Umum digunakan Dalam praktek Kerja Batu


ü  Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan Terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai kayu Berbentuk segitiga
sendok
gambar 1 sendok spesi
 
gambar 2 : sendok spesi
 
gambar 3 : sendok spesi besar
 
gambar 4 : sendok spesi lancip
 








ü  Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-lain.

ü  Ruskam
gambar 5 ruskam
 
sendok semenBerguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.







ü  Waterpass
Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak nivo, yaitu sebuah tabung gelas yang berisi cairan ethel adan ada gelembung udara didalamnya.
Berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
gambar 6 water pass
 
 




 

 




ü  Line bobbyn
Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman dalam pasangan bata.
ü  Palu pemotong bata
palu potongBerguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa juga untuk memukul paku jika diperlukan.

gambar 7 palu pemotong bata
 
 







ü  Jointer
Brick_JointerTerbuat dari plat besi yang berguna untuk membersihkan dan membentuk siar pada pasangan batu

gambar 8 jointer
 
 



ü  Jidar
gambar 9 jidar
 
Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk meratakan permukaan pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang jaraknya besar,( untuk
1286371982_126599775_1-Gambar--Jemuran-Besi-Tahan-Karat-1286371982tumpuan waterpass). Dan juga untuk merapikan serta meratakan permukaan plesteran.





ü  Skop
SekopGunanya untuk mengaduk spesi / mortar





gambar 10 skop
 
 



ü  Plat siku
Plat siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol serta menentukan kesikuan dari suatu pasangan yang membentuk sudut 900.
gambar 11: plat siku
 
 





ü  Meteran
Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja
penggaris-lipat
gambar 12: meteran
 






ü  Gerobak dorong
Fungsinya untuk mengangkut batu bata pasir dan lain-lain
                                gambar 13: gerobak dorong




ü  Kotak spesi
Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan bata
ü  Tongkat ukur
Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.
ü  Gergaji bata
Fungsinya untuk memotong bata sesuai dengan ukuran yang kita inginkan
                              gambar 14: gergaji bata

2.4       Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam praktek Kerja Batu


1.      Penggunaan alat yang baik dan benar.
2.      Serius dalam mengerjakannya.
3.      Kesikuan,kedataran,kelevelan dan ketegakan harus selalu diperhatikan.
4.      Perhitungan harus benar.
5.      Komposisi bahan yang digunakan haruslah memenuhi standar.
6.      Gunakan alat-alat pelindung diri bila diperlukan.
7.      Dalam pasangan dinding bata, kita kenal dengan sebutan siar tegak dan siar mendatar, untuk siar tegak kondisi bata disusun keatas atau vertikal dengan posisi ½ bata, jadi siar tegak 1 Pc:4 Ps harus kelihatan dipasang zig – zag dan alur siar tegak tidak boleh lurus kebawah.
8.      Hubungan antara kolom praktis dan pasangan dinding bata dalam pelaksanaannya harus bersama – sama artinya pasangan dinding bata, jika sudah mencapai ketinggian 1m, harus segera kolom praktisnya dicor supaya ada perkuatan untuk memegang pasangan batu batanya. Jadi pengecoran kolom praktis boleh bertahan.





Bab 3

PEMBAHASAN

JOB 1 PASANGAN EKSPOSE SUDUT 90° ½ BATU


1.1       Dasar Teori   

            Pasangan sudut ½ batu adalah pasangan ½ batu yang membentuk sudut. Job ini sebagai kelanjutan dari pasangan ekspose ½ batu. Untuk menghindari agar siar vertikal tidak segaris maka pada sudut pasangan masing-masing lapisan harus saling menimpa. Pasangan ini digunakan untuk dinding partisi (penyekat) yang membentuk sudut. Selain kedataran dan ketegakan, ketepatan sudut (kesikuan) ikut dituntut dalam pasangan ini.

1.2       Tujuan

1)      Memasang pasangan ekspose sudut ½ batu.
2)      Berkreasi pada pasangan sudut ½ batu.
3)      Memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan sudut ½ batu.

1.3       Peralatan dan Bahan

v  Peralatan yang diperluakan:
1)      Line bobbyn.
2)      Waterpass.
3)      Jointer.
4)      Sendok spesi.
5)      Jidar.
6)      Sikat kawat.
7)      Sekop.
8)      Sikat baja.
9)      Pengangkut batu.
10)     Ember.
v  Bahan yang diperlukan:
1)      Batu bata.
2)       Pasir.
3)       Semen.
4)       Pasir.
5)      Air secukupnya

1.4       Perhitungan Bahan

Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus di perhitungkan yaitu:
v    Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan
dalam pasangan bata yang digunakan yaitu bata yang berukuran (5 x 10  20 ).
v    Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan spesi               

Ditanya :
ü    Kebutuhan bata
ü    Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
1.      Kebutuhan batu bata
bata yang digunakan adalah bata yang berukuran ( 5 X 10 X 20 )
v  Tinggi pasangan 6 lapis bata ( t )= (4 X 5 ) + 5 siar
= 25 cm
= 0,25 m
·      Panjang pasangan sisi A                  
Panjang pasangan bawah ( pb )           = (5 X 20) + 5 siar
                                                                        = 105 cm
= 1,05 m

Panjang pasangan atas ( pa )   = (1 x 10) + (3 x 20) + 3 siar
= 73 cm
= 0.73 m


Luas pasangan sisi A                           =
=
= 0,2124 m2
· Panjang pasangan sisi B

Panjang pasangan bawah ( pb )           = (4 X 20) + 5 siar
                                                                        = 85 cm
= 0,85 m
Panjang pasangan atas ( pa )   = (1 x 10) + (2 x 20) + 2 siar
= 52 cm
= 0.52 m
Luas pasangan sisi A                           =
=
= 0,1632 m2

·      Jadi luas pasangan  seluruhnya A + B             = 0,2124 + 0,1632
            = 0,3756m2

2.      Menentukan volume pasangan
Volume      = luas pas x tebel pas.
                  = 0,3756 mx 0,1m
                  = 0,03756 m3





3.      Menetukan kebutuhan bata
Luas segmen          = 0,06 m x 0,21m
                              = 0,0216 m2

Kebutuhan Bata    =

                              =
                              = 29,8095 ~ 30 bata
Keterangan : untuk pekerjaan besar, jumlah bata dapat ditambahkan 5% untuk faktor kerusakan pada saat pengiriman maupun kesalahan saat pelaksanaan pekerjaan.

4.      Menentukan kebutuhan spesi.
Adukan menggunakan campuran 1:10, maka:
Semen        = 1 x 0,76        = 0,76
Pasir           = 10 x 0,675    = 6,75
                  Jumlah =    7,51

Jadi, kebutuhan semen        =  x 1 x 0,03756   =  0,001750 m3              
                                                                                                                        =  1,750 liter
Jadi, kebutuhan pasir           =  x 10 x 0,03756 =  0,01750 m3
                                                                                                                        =  17,50 liter

1.5       Langkah Kerja

1)      Peyiapan lokasi kerja.
2)      Pasang bata kepala pada salah satu bentangan, kemudian cek datarannya.
3)      Pasang line bobbyn dibata kepala tersebut.
4)      Pasang bata kepala pada bentangan lainnya dengan membentuk sudut 90°. Pasang line bobbyn, cek kesikuannya dan cek kedatarannya.
5)      Pertahankan sudut pasangan agar tetap 90° dan mulailah memasang lapisan 1 yang dimulai dari sudut pasangan.
                                     1,04 m
Text Box:
 




                                          
Text Box:   


   0,94 m

Text Box:
Text Box:
 






6)      Setelah selesai lapisan 1 lanjut kelapisan ke 2, dengan cara melanjutkan bata kepala pada lapisan diatasnya, cek kedatarannya dan ketegakannya. Pasang line bobbyn serta pertahankan kesikuaannay.
7)      Mulailah memasang lapisan 2 yang dimulai dari sudut pasangan dengan menggunakan bata penuh dengan posisi bata saling menimpa.
8)      Begitu selanjutnya untuk lapisan 3 sama dengan lapisan 1 dan lapisan 4 sama dengan 2.                  



94 cm
Text Box:  ,Text Box:
 






Text Box:  83 cm

Text Box:
 







                                                        


9)      Jangan lupa cek ketegakan dan kedataran serta kesikuan tiap lapisan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
10)  Ujung pasangan dapat diakhiri dengan gigi tangga.
11)  Setelah pasangan selesai lakukan finishing dengan pertama-tama membentuk siar dengan jointer.
12)  Kemudian gunakan sikat kawat untuk membersihkan pasangan bata.
13)  Lanjutkan finishing dengan mengelap pasangan bata dengan kain majun kering,untuk kotoran yang sulit dibersihkan dapat menggunakan kain majun basah.
14)  Jika sudah selesai laporkan hasil pekerjaan pada instruktuk.
15)  Bersihkan dan rapikan peralatan yang sudah digunakan.

1.6       Dokumentasi








 



1.7       Gambar Kerja





JOB 2 PASANGAN TEMBOK IKATAN SETENGAH BATA BENTUK “T”

 

2.1       Dasar Teori

Pasangan tembok  ikatan bentuk “T” adalah salah satu dinding yang terbentuk dari persilangan dan pertemuan dinding bata. Dalam pemasangannya tidak lepas dari aturan-aturan yang berlaku.

2.2       Tujuan

1) Mahasiswa dapat membuat pasangan tembok ikatan setengah bata bentuk T     
    dengan baik dan benar.
2) Mahasiswa dapat berkreasi dan berimprovisasi dalam pemasangan bata tetapi
    sesuai dengan aturan-aturan yang umum digunakan.
3) Melatih mahasiswa agar terampil dan mengetahui cara-cara pemasangan tembok    
    bentuk T dengan baik dan benar.

2.3       Peralatan dan Bahan

v Peralatan yang digunakan:
1)      Line bobbyn.
2)      Waterpass.
3)      Jointer.
4)      Sendok spesi.
5)      Jidar.
6)      Sikat kawat.
7)      Sekop.
8)      Sikat baja.
9)      Pengangkut batu.
10)  Ember.
v Bahan yang digunakan:
1)      Bata ukuran ( 5x10x20 ) cm.
2)      Semen.
3)      Pasir.
4)      Air secukupnya.

2.4       Analisis Kebutuhan bahan

                   1) Perhitungan kebutuhan Bata:
ü Luas dinding A                  
                            Panjang pasangan    = (4,5 x 0,20) + (4 x 0,01)
                                                            = 0,90 m + 0,04 m
                                                            = 0,94 m

                        Tinggi pasangan          = (5 x 0,05) + (4 x 0,01)
                                                            = 0,25 m + 0,05 m
                                                            = 0,30 m
                        Luas dinding A           = panjang x tinggi pasangan
                                                            = 0,94m x 0,30m
                                                            = 0,2820 m2
ü  Luas dinding B      
Panjang pasangan   = ( 2,5 x 0,20 ) + (2 x 0,01)
                                = 0,50 m + 0,02 m
                                = 0,52 m
Tinggi Pasangan      = 0,30 m
Luas dinding B       = panjang x tinggi pasangan
                                = 0,52 m x 0,30 m
ü  Luas pasangan        = luas dinding A + luas dinding B
= 0,2820 m2 + 0,1560 m2
= 0,4380 m2
ü  Luas segmen           = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2




Jadi jumlah bata yang diperlukan        =
                                                                        =
                                                                        = 37,76
2)      Perhitungan kebutuhan spesi
Adukan menggunakan campuran 1:10, maka:
Semen  = 1 x 0,76        =    0,76
Pasir     = 10 x 0,675    =    6,75
                  Jumlah =    7,51

Jadi, kebutuhan semen       =  x 1 x 0,0438 m3            =  0,00204 m
                                                                                                                        =  2,04 kg
Jadi, kebutuhan pasir           =  x 10 x 0,03756 =  0,00204 m3
                                                                                                                        =  20,4 kg
2.5       Langkah Kerja
1)    Menentukan lokasi kerja.
       2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3)    Membuat adukan spesi dengan pebandingan 1 pc : 10 ps.
4)    Pasang 4 buah bata awal dengan membentuk huruf “T”. Pasang dengan ukuran diluar ukuran panjang dinding yang akan dibuat.
5) Ukur kedataran dengan waterpass.
6)    Pasang line bobbyn yang telah pisang dngan benang diujung keempat bata awal tersebut.
7)    Cek kesikuan pada masing-masing sudut pertemuan dengan menggunakan plat siku.
8)    Setelah benar-benar siku, hamparkan adukan mortar mengikut benang pada line bobbyn dan lakukan pemasangan.
9)    Setelah lapisan pertama selesai, lanjutkan dengan lapisan kedua seperti gambar
10) Setalh selesai lapisan kedua lanjut kelapisan berikutnya. Lapisan 3 dan 5 sama dengan lapian 1, lapisan 4 sama dengan lapisan ke 2.
11) setelah selesai lakukan finishing,dan rapikan serta bersihka alat-alat dan bahan yang  dipergunakan.
Text Box:
Text Box:
Text Box:
Text Box:  ,Text Box:  ,Text Box:
Text Box:  ,Text Box:
Text Box:
Text Box:
Text Box:
 




















 

 

 



2.6       Dokumentasi





2.7       Gambar kerja

 

 

 

 

 

JOB 3 PASANGAN PILASTER DAN ROLLAG


3.1       DASAR TEORI

Pilaster adalah pertebalan sebagai pengganti pilar atau kolom. Pilaster dapat digunakan sebagai pasangan pemikul beban. Sebagai pemikul beban pilaster dapat dibuat sesuai kebutuhan yaitu satu 1 bata, 1 batu, 2 batu dan seterusnya. Pilaster dapat dipasang diujung dan ditengah bentangan.
Rollag adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif pasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh. Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian tengah atau pada As pasangan harus berua  bata,hindari berupa siar.

3.2       Tujuan

            1) Memasang pasangan pilaster 1 bata.
            2) Memasang pasangan rollag.
            3) Berkreasi pada pasangan pilaster dan rollag.
            4) Memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan pilaster dan rollag.

3.3       Peralatan dan Bahan

v  Peralatan yang digunakan:
1)      Line bobbyn.
2)      Waterpass.
3)      Jointer.
4)      Sendok spesi.
5)      Jidar.
6)      Sikat kawat.
7)      Sekop.
8)      Sikat baja.
9)      Pengangkut batu.
10)  Ember.

v  Bahan yang digunakan:
1)      Bata ukuran ( 5x10x20 ) cm.
2)      Semen.
3)      Pasir.
4)      Air secukupnya.

 

3.4       Analisis Kebutuhan Bahan

1)        Menentukan luas pasangan
Tinggi pasangan 13 lapis (t)      =  ( 13x5) + 13 siar
                                                  =  78 cm =   0,78 m
Panjang pasangan ½ bata (I)    =  248 cm = 2,48 m
Luas pasangan ½ batu              =  0,78 x 2,48 = 1,9344 m2
Luas pasangan pilaster              =  lebar 1 batu X tinggi pasangan X 2 ( karena    
                                                         kanan dan kiri ).
                                                  =  0,21 X 0,78 X 2 = 0,3276 m2
Karena 1 batu, maka luasnya    = 0,3276 X 2 = 0,6552 m2
Luas lubang-lubang:
Luas rollag                                =
                                                  = x 0,42  =       0,25143 m2
Luas lubang persegi panjang    = 1 lapis x lebar lubang
                                                  = 0,06 x 0,8 = 0,048 m2
Luas lubang keseluruhan          = 0,25143 + 0,048 = 0,29943 m2.
Luas pasang berih                     = luas pilaster + luas psg ½ batu – lubang
                                                  = 0,6552 m2 + 1,9344 m2 – 0,29943 m2.
                                                  = 2,29017 m2
2)      Menentukan volume pasangan
Volume ½ batu                         = (luas pas ½ batu – lubang ) x tebal pas.
                                                  = (1,9344 – 0,29943) x 0,1
                                                  = 0,163497 m2.
Volume pilaster                        = luas pasangan pilaster x tebal 1 batu
                                                  = 0,3276 x 0,21  =  0,068796 m3
Volume total                             = volume ½ batu + volume pilaster
                                                  = 0,163497 + 0,068796  =  0,232293 m3

3)      Menentukan Kebutuhan Bata
Luas segmen                             = 0,06 x 0,21 = 0,0126 m2
Kebutuhan bata                        =
                                                  =
                                                  = 181,76 bata 182 bata.
Kerangan : untuk pekerjaan besar, jumlah keramik dapat ditambah 5% untuk faktor kerusakan pada saat pengiriman maupun saat pelaksanaan pekerjaan.

4)      Menentukan Kebutuhan Spesi
Adukan menggunakan campuran 1: 10 maka:
Semen   =  1 x 0,76      = 0,76
Pasir      =  10 x 0,67 5 = 6,75
Jumlah 7,51
Jadi, kebutuhan semen           = x 1 x 0,232293 m3       = 0,0108259 m3
                                                                                            = 10,83 liter
Jadi, kebutuhan pasir              = x 10 x 0,232293 m3       = 0,108259 m3

3.5       Langkah kerja

             1)   Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan, cek kedatarannya.
             2)   pasang line bobbyn dibata kepala tersebut.
             3)   Mulai memasang lapisan 1 dimulai dari pasangan pilaster 1 batu dan dilanjutkan pasangan ½ batu
gambar 31 : lapisan satu rollag
 
 





4)    setelah lapisan 1, mulailah memasang rollag. Line bobbyn dapat dipasang pada pasangan sesungguhnya pada lapisan 1.
5)    pemasangan lapisan kedua,dengan menggunakan bata ¾ .
                       
 


gambar 32 : lapisan dua rollag
 
           
6)    Jangan lupa cek ketegakan dan kedataran setiap lapisan.
7)    Pasang cetakan rollag secara baik ditengah pasangan. Gunakan bata atau kaki dari kayu untuk mendapatkan ketinggian sesuai yang kita hendaki. Untuk memudahkan saat membuka cetakan gunakan baji/klosel/kayu kecil antara cetakan rollag dan kaki penyanggah.
 





8)       Pemasangan rollag, yang dimulai dari bawah ke atas secara bersamaan kiri
dan kanan pasangan dan atur sedemikian rupa agar ditengah  pasangan dapat berupa bata.
9)    Setelah pasangan rollag terbentuk, lanjutkan pasangan dinding dikiri kanan rollag sampai ketinggian yang dikehendaki.
10 Setelah pemasangan selesai, lakukan finishing dengan pertama-tama membentuk siar dengan jointer.
11)  Kemudian gunakan sikat kawat untuk membersihkan pasangan bata.
12)  Lanjutkan finishing dengan mengelap pasangan dengan kain majun kering, untuk kotoran yang sulit dibersihkan dapat menggunakan kain majun basa

3.6       Dokumentasi.

 












3.7       Gambar Kerja





BAB 4

PENUTUP


4.1       Kesimpulan

Kerja batu atau sering disebut juga  masonry  adalah pekerjaan pemasangan dinding bata maupun lantai yang terbuat dari kramik dan sejenisnya. Dalam pemasangannya seorang mahasiswa harus mampu menguasai materi dan teknik yang akan dipakai dalam praktek kerja batu

4.2       Saran

Praktek dilapangan memerlukan ketelitian yang tinggi oleh sebab itu saat melakukan praktek hendaknya bekerjadengan serius dan jangan lupa memperhatikan aspek keselamatan diri dan orang lain,kerja sama dan kefokusan juga merupakan keutamaan yang diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatannya, karena sedikit saja kesalahan dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar