BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pencemaran
lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk, bertambah dan
beraneka ragamnya industri.Namun prasarana untuk mengolah limbah tidak
berkembang sepesat pertambahan limbah. Masalah yang sering timbul adalah bahwa
pengelolaan limbah dianggap akan menambah biaya tanpa disertai manfaat yang dapat
diukur secara kuantitatif. Di sector industri, makin tingginya kriteria baku
mutu air, makin berfungsinya unit pengolah limbah cair industri, makin ketatnya
kontrol terhadap pencemaran air, maka akan makin menambah kuantitas limbah
padat (lumpur) hasil proses pengolahan limbah cair, yang menunggu untuk
dikelola lebih lanjut. Banyak dijumpai bahwa dari limbah lumpur ini dikeluarkan
limbah berbahaya dan beracun. Dapat dikatakan bahwa dalam sektor ini pemerintah
relative belum mengantisipasi secara baik, sehingga banyak limbah lumpur ini di
buang tanpa melalui suatu proses yang baik. Sebagian dari limbah padat tersebut
diurug dalam lahan yang belum disiapkan secara baik, atau dibuang ke tempat
pembuangan akhir sampah kota, atau disimpan dalam lingkungan industri tersebut
untuk diproses lebih lanjut menuju pusat pengolah limbah B-3 seperti yang
terdapat di Cibinong yang dikelola oleh Waste Management Indonesia, atau bahkan
dibuang kembali ke badan air dalam bentuk lumpur, seperti yang banyak
dipraktekkan dalam proses penjernihan air minum. Beberapa jenis limbah ini dimanfaatkan
sebagai penyubur tanah karena memang berasal dari limbah yang memungkinkan
untuk itu.
1.2 Tujuan
Penulisan
Tujuan
utama dalam penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus
diselessaikan sebagai salah satu tugas dalam menganalisa timbulan sampah yang
ada di sekitar lingkungan kita, serta sebagai salah satu bahan penilaian oleh
dosen mata kuliah yang bersangkutan.Dan juga sebagai hasil yang didapat dari
kegiatan belajar mengajar selama berada di semester 4.
BAB
2 DASAR TEORI
2.1
Pengertian Sampah
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan
tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Menurut beberapa sumber, ada
beberapa pengertian sampah yaitu antara lain:
- Sampah
(waste) adalah zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak terpakai
lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa proses
industri.
- Sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak
atau buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
- Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah
Lingkungan uyntuk Manajemen, Ecolink, 1996).
- Sampah
adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula. Sampah adlah sumberdaya yang tidak siap pakai. Sampah
adalah limbah yang bersifat padat, yang terdiri dari zat organic dan zat
anorganik, yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. (DPU. 1990).
- Sampah
adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh kegiatan manusia
dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan (Tchobanoglous,
Theiseen dan Eliassen, 1993).
- Sampah
sebagai limbah
Sampah
sebagai sumber pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan pengotoran lingkungan, pencemaran air, tanah, tempat
berkembangnya bibit penyakit, penyumbat saluran air yang menyebabkan banjir.
Selain itu sering pula timbunan sampah merusak keindahan kota dan menimbulkan
bau yang kurang enak.
Pengertian
sampah diatas, sampah dapat diartikan sebagai limbah pada sisa aktivitas
manusia/masyarakat, tidak terpakai, dapat bersifat organik maupun anorganik;
karena membahayakan kesehatan lingkungan harus dibuang/ disingkirkan/dikelola
dari lingkungan.Dengan demikian diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk
mengelola sampah perkotaan.
2.2 Jenis-jenis sampah
a.)Berdasarkan sumbernya:
1.Sampah alam
2.Sampah manusia
3.Sampah konsumsi
4.Sampah nuklir
5.Sampah industri
6.Sampah pertambangan
b.) Berdasarkan sifatnya
1.Sampah alam
2.Sampah manusia
3.Sampah konsumsi
4.Sampah nuklir
5.Sampah industri
6.Sampah pertambangan
b.) Berdasarkan sifatnya
·
Sampah organik - dapat diurai
(degradable)
Sampah
Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi
kompos;

·
Sampah anorganik-tidak terurai
(undegradable)
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
c.)Berdasarkan bentuknya
1. Sampah Padat

Sampah
padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik.Sampah organik Merupakan sampah yang
berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
-
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
-
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
-
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
-
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain- lain.
2. Sampah Cair
2. Sampah Cair

Sampah
cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
-
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
-
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.Sampah dapat berada pada
setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi.Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam
jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah
pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
3. Sampah alam
3. Sampah alam

Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun
kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia

Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).Sampah
manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa
air.
5. Sampah Konsumsi

Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori
ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
6. Limbah radioaktif

Sampah
nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga
manusia.Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya
bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan).
2.3
Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Sampah
1.
Dampak terhadap Kesehatan

-
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
-
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
-
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
-
Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg).Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi
baterai dan akumulator.
2.
Dampak terhadap Lingkungan

Pencemaran
darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan
sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau
dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang
mata).Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas
ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

-
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yangburuk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
-
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang
tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.Hal penting di
sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
-
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
-
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
2.4
Manfaat Sampah
1.
Sebagai pupuk organik untuk tanaman.

Limbah
dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan
menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, dengan
meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah
untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.
2. Sumber humus.
2. Sumber humus.

Sampah
orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk
tanah untuk menjaga kesuburan tanah.serta menjadi sumber makanan yang baik bagi
tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah
pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida
atau senyawa-senyawa organik racun.
3.
Sampah dapat didaur ulang.

Limbah
sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang
bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik.atau didaur ulang
kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas.
4.
Dijadikan bahan bakar alternatif.

Pembusukan
sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga atau industri
kecil.
5.
Menjadi sumber listrik.

Secara
tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan cara
merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat dijadikan
bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
BAB
3 PEMBAHASAN
3.1
Analisa Jumlah Penduduk dan Proyeksinya
jumlah
penduduk pada kondisi sekarang beserta proyeksinya untuk perencanaan 5 tahun ke
depan. untuk menghitung jumlah penduduk proyeksinya 5 tahun ke depan
menggunakan metode geometric dengan persamaan sebagai berikut:

dimana
:
Pn = jumlah penduduk pada tahun rencana (
jiwa )
Po = jumlah penduduk pada tahun inisial (
jiwa )
r = rasio pertambahan penduduk ( % )
n = tahun proyeksi
berdasarkan
hasil pengumpulan data jumlah penduduk
adalah sebagai berikut:
No
|
Tempat
|
Jumlah
KK
|
Jumlah
Penduduk
|
1.
|
RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara
Permai Desa Sungai Raya Dalam
|
62
|
309
|
sedangkan
rasio pertambahan penduduk untuk wilayah kab. Kubu Raya secara rata-rata adalah
2,14 % pertahun ( Kubu Raya Dalam Angka, 2012), sehingga jumlah penduduk hasil
proyeksi adalah sebagai berikut :
1.)Proyeksi
penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya Dalam tahun
2015 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 3
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )3 = 329
jiwa
2.)
Proyeksi penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya
Dalam tahun 2016 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 4
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )4 = 336 jiwa
3.)
Proyeksi penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya
Dalam tahun 2017 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 5
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )5 = 343
jiwa
4.)
Proyeksi penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya
Dalam tahun 2018 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 6
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )6 = 350
jiwa
5.)
Proyeksi penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya
Dalam tahun 2019 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 7
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )7 = 358
jiwa
6.)
Proyeksi penduduk RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai Desa Sungai Raya
Dalam tahun 2020 adalah :
Po = 309 jiwa ( 2012 )
n = 8
r = 2,14/100
Pn = 309 ( 1 + 2,14/100 )8 = 366
jiwa
No
|
Tahun Proyeksi
|
RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara
Permai ( jiwa )
|
1
|
2015
|
329
|
2
|
2016
|
336
|
3
|
2017
|
343
|
4
|
2018
|
350
|
5
|
2019
|
358
|
6
|
2020
|
366
|
hasil analisa perhitungan 2015
3.2
Analisa Jumlah Timbulan Sampah dan Proyeksinya
jumlah
timbulan sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk dalam artian semakin
banyak jumlah penduduk di suatu tempat maka semakin besar pula jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan. selain itu
tingkat perekonomian serta gaya hidup juga menentukan besarnya jumlah timbulan
sampah berdasarkan standar SNI 04 – 1993 – 03 jumlah timbulan sampah untuk kota
kecil adalah 2,50 – 2,75 liter/orang/hari. sehingga jumlah timbulan sampah
perharinya adalah :
jumlah
sampah = ( 2,75 liter/orang/hari x jumlah penduduk ) / 1000 = hari/M3
1.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2015
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 329 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 329 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,7238 M3/hari
2.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2016
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 336 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 336 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,7392 M3/hari
3.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2017
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 343 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 343 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,7546 M3/hari
4.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2018
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 350 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 350 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,7700 M3/hari
5.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2019
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 358 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 358 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,7876 M3/hari
6.)perhitungan
jumlah timbulan sampah RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2020
adalah sebagai berikut :
-
jumlah penduduk tahun 2015 = 366 jiwa ( hasil perhitungan proyeksi )
-
standar timbulan sampah = 2,75 liter/orang/hari
-
pelayanan sampah 80 % ( untuk RT 05 / RW
06 Komplek Bhayangkara Permai )
-
jumlah timbulan sampah ( 2015 ) = ((2,75 L/org/hari X 366 0rg ) / 1000)X
80 % = 0,8052 M3/hari
No
|
Tahun proyeksi
|
RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai (
pelayanan 80 % )
(M3/hari )
|
1
|
2015
|
0,7238
|
2
|
2016
|
0,7392
|
3
|
2017
|
0,7546
|
4
|
2018
|
0,7700
|
5
|
2019
|
0,7876
|
6
|
2020
|
0,8052
|
hasil
analisa perhitungan 2015
3.3
Analisa System Pengumpulan Sampah Dari Rumah ke TPS
berdasarkan
pengamatan di lokasi RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai sebagian besar
masyarakat memandang pengumpulan sampah yang paling efektif adalah menggunakan
kantong yang dikumpul dihadapan rumah masing-masing atau menggunakan tong
sampah, kemudian petugas kebersihan yang ditugaskan oleh RT setempat untuk
mengumpulkan sampah tersebut dengan mengambilnya dari rumah kerumah menggunakan
kendaraannya untuk dibawa ke TPS terdekat.
perhitungan
kotak sampah :
-
volume timbulan sampah standar SNI untuk
kota kecil 2,75 l/org/hr
-
jumlah 1 KK 5 orang
-
durrasi pengumpulan sampah 3 hari sekali
-
volume sampah dalam 3 hari = (2,75
L/org/hr X 5 org X 3 hr )/ 1000 = 0,0413 M3
perhitungan
dimensi tong sampah :
-
volume
= 0,35 x 0,35 x 0,50 = 0,0613 M3

-
bahan dari kayu
3.4
Analisa Jumlah Tempat Pembuangan Sementara ( TPS ) Sampah dan Proyeksinya
Analisa
tempat pembuangan sementara dapat di rencanakan dengan beberapa alternative,
pertama TPS dapat direncanakan dengan pasangan batako, yang harganya murah dan
perawatannya tidak terlalu mahal, sedangkan yang yang kedua adalah TPS dapat
direncanakan dengan menggunakan TPS container. keuntungan pemasangan TPS dengan
sistem container adalah dimana system ini mudah dipindahkan. apabila kita
menganggap tempat tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipasang TPS maka kita
langsung dapat memindahkannya. dalam perencanaan ini dibuat dua model, hal ini
mengingat volume sampah yang ada masih belum terlalu besar, maka dibuat dalam
dua model dengan perbandingan 50 % batako, 50 % container.
a.)
perhitungan jumlah TPS menggunakan pasangan batako
perhitungan
jumlah TPS adalah sebagai berikut:
1. TPS
pasangan batako dengan dimensi :
·
panjang =
2,00 m
·
lebar =
1,50 m
·
tinggi =
1,20 m
maka
volume TPS adalah = 2,00 x 1,50 x 1,20 = 3,60 M3 .
jika
jumlah timbulan sampah yang terlayani 80 % untuk kondisi pada tahun ( 2020 )
adalah : 0,8052 M3 / hari, maka jumlah TPS yang diperlukan sekarang
untuk jenis batako adalah :
nTPS
= ( VS/VT ) x fg
dimana
:
nTPS = jumlah TPS yang diperlukan
VS = volume timbulan sampah (M3 /
hari ) = 0,8052 M3 / hari.
VT = volume dimensi TPS pasangan batako (M3
) = 3,60 M3
BJ = berat jenis sampah = 1,30
frekuensi
pengangkutan = 3 hari sekali
jumlah
TPS yang diperlukan di RT 05 / RW 06 Komplek Bhayangkara Permai tahun 2020
adalah :
nTPS2020
= ( 0,8052 M3 / 3,60 M3 ) x 1,30 x 3 = 0,8723 buah TPS »
1 buah TPS.
b.)
model TPS batako


BAB
4 PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dilihat
dari Aspek Teknis Operasional, pemisahan sampah tidak dilakukan di sumber
penghasil sampah, pemisahan sampah dilakukan di TPS.Pada dasarnya limbah adalah
sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu mengakibatkan dampak
bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi
untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian
pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih
banyak pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula
menimbulkan banjir serta kerusakan lingkungan lainnya.
4.2
Saran
Sebaiknya
peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat penting.itu
semua harus dilakukan dengan kesadaran masing-masing individu.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar