BAB
I
PENDAHULUAN
1.1LATAR
BELAKANG
Ruangan
mendapatkan cahaya dengan dua cara, yaitu peneranganalami siang hari dan
penerangan buatan dari lampu. Umumnya, ruanganmemiliki jendela kaca, yang
merupakan media transparan yang dapatmelewatkan cahaya siang hari dari luar
ruangan masuk ke dalam ruangan.Cahaya siang hari ini terdiri dari cahaya yang
berasal dari sinar mataharilangsung, cahaya difus langit, dan cahaya pantulan
dari lingkungan. Padasistem penerangan alami konvensional cahaya matahari
langsung tak diinginkan karena akan mengakibatkan ruangan bertambah panas
danadanya efek penyilauan.Penerangan alami siang hari penting dalam perencanaan
sistem penerangan suatu bangunan karena turut menentukan penggunaan energy
listrik dalam bangunan itu. Namun sering didapati ruangan-ruangan yangtak dapat
memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan seperti lorong-lorong dalam
bangunan, ruang dan gudang bawah tanah, dan ruang-ruangyang letaknya sukar
dicapai cahaya dari jendela di sisi bangunan.Konstruksi dan letak bangunan
dapat menyebabkan suatu ruangantidak dapat memperoleh cahaya alami sehingga
membutuhkan cahayalampu listrik walaupun pada siang hari. Untuk dapat
memanfaatkan cahayaalami siang hari, ruang-ruang “tak berjendela” ini dapat
memanfaatkanseperangkat perangkat optik yang dapat menyalurkan cahaya
alami(cahaya langsung maupun difus) dari luar bangunan ke ruangan tersebut.
Pencahayaan
adalah unsur penting sebagai penunjang suatuaktivitas dapat berjalan dengan
baik.Oleh karena itu, saya disini mencoba untuk melakukan pengevaluasian
terhadap pencahayaan alami pada rumah saya sendiriapakah sudah memenuhi standar
pencahayaan seperti yang disarankan olehSNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara
perancangan Penerangan alami sianghari untuk rumah dan gedung.
1.2 PERMASALAHAN
Permasalan
Yang akan di bahas adalah pencahayaan alami yangada pada ruang rumah yang saya
gunakan ini apakah telah memenuhistandar pencahayaan seperti yang disarankan
oleh SNI. No. 03-2396-1991: Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari
untuk rumah dangedung.
1.3
TUJUAN
Tujuan
dari pengevaluasian pencahayaan alami pada ruang rumah yang saya tempati ini
adalah untuk mengetahui apakah pencahayaanalami pada rumah saya telah memenuhi
standar pencahayaanseperti yang disarankan oleh SNI. No. 03-2396-1991 : Tata
cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung.
BAB
II
DASAR
TEORI
2.1
PENGERTIAN PENCAHAYAAN ALAMI
Pencahayaan
alami adalah sumber pencahayaan yang berasal darisinar matahari.Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selainmenghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman.Pencahayaan alami dapat juga diartikan sebagi cahaya yang masuk kedalam
ruangan pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk kedalam
ruangan melalui bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu dengan
menggunakan “shading” .Shading dimaksud sebagai penyaring cahaya yang
masuk kedalam ruangan sehingga menghasilkan kualitas pencahayaan pada ruangan
yang diinginkan.Pencahayaan alami memberikan manfaat yang baik bagi psikologis
dan fisik, disamping kegunaan praktis berupa pengurangan energi untuk
pencahayaan buatan.Intensitas sinar matahari berubah sesuai dengan waktu,
musim, cuaca dan lokasi. Sinar matahari dapat dibaurkan oleh awan, kabut dan
uap air serta dipantulkan dari tanah atau permukaan lain yang berada disekitar
bangunan.
1. Macam-macam
sinar matahari
a. Macam-macam sinar matahari
a. Macam-macam sinar matahari
- Ultra
Violet (jingga ultra)
- Infra
merah (infrared)
Adalah
pembawa utama daya kalor dari matahari.Sinar ini merupakan sinar panas yang
menjadi syarat mutlak kehidupan dan penghidupan makhluk-makhluk bumi.
- Cahaya
terang
- Sinar
kosmik (kosmos = semesta alam)
2. Terang alami
Adalah terang yang berasal dari matahari.
a. Terang secara langsung

- Cahaya
langsung dari matahari pada bidang kerja.
- Cahaya
pantulan dari benda-benda sekitar.
- Cahaya
pantulan dari halaman, yang selanjutnya dipantulkan oleh langit-langit
dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
- Cahaya
yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
b. Terang secara tidak langsung
yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awan-awan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.
yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awan-awan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.


Untuk mendapatkan
pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela- jendela yang besar
ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripadaluas lantai.Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibandingdengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahayayang tidak tetap, sumber
alami menghasilkan panas terutama saat sianghari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alamimendapat keuntungan, yaitu:
·
Variasi intensitas cahaya matahari
·
Distribusi dari terangnya cahaya
·
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya,
jarak antar bangunan
·
Letak geografis dan kegunaan bangunan
gedung
Tujuan
dari pencahayaan adalah disamping mendapatkan kuantitas cahayayang cukup
sehingga tugas visual mudah dilakukan, juga untuk mendapatkanlingkungan visual
yang menyenangkan atau mempunyai kualitas cahaya yang baik.Dalam pencahayaan
alami, yang sangat mempengaruhi kualitas pencahayaan adalahterjadinya
penyilauan. Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila :
·
pada siang hari antara jam 08.00 sampai
dengan jam 16.00 waktusetempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke
dalam ruangan.
·
distribusi cahaya di dalam ruangan cukup
merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu.
Penyilauan
adalah kondisi penglihatan dimana terdapat ketidaknyamanan ataupengurangan
dalam kemampuan melihat suatu obyek, karena luminansi obyek yangterlalu besar,
distribusi luminansi yang tidak merata atau terjadinya kontras yangberlebihan.
Ada dua jenis penyilauan :
1)
penyilauan yang menyebabkanketidakmampuan melihat suatu obyek (disability
glare), dan
2)
penyilauan yangmenyebabkan ketidaknyamanan melihat suatu obyek tanpa perlu menimbulkanketidakmampuan
melihat (discomfort glare).
Wilayah
negara kita berada pada daerah di mana angin dan mataharimerupakan sumber daya
yang melimpah dan tiada kunjung habis. Dengan demikian,seandainyatidak ada
persyaratan khusus, seandainya tidak ada tuntutan khusus,seandainya tidak ada
kekhususan-kekhususan lainnya, sebaiknya dan seyogianyalahrancangan bangunan
kita didasarkan atas pemanfaatan matahari dan angin seoptimalmungkin.
Matahari
memberikan banyak hal kepada kita.Dia memberi sinar terang, diamemberi
kehangatan, dia memberi kesehatan, dia memberi energi.Angin punmemberi banyak
keuntungan bagi kita.Dia memberi kesejukan, dia memberikebersihan aroma, dia
memberi kelegaan bernafas paru-paru kita.Kenapa kita harusmenyia-nyiakan
manfaat sebesar itu?Kenapa kita harus menutup rapat pintu
dan jendela?Kenapa kita harus menyempitkan lubang ventilasi kita?Kenapa
kita harusmenghidupkan lampu terus-menerus?Kenapa kita harus bergantung-diri
kepada ACdan mekanis lainnya? Kenapa kita tidak menarik terangnya sinar surya
ke dalamruangan kita sebanyak-banyaknya, padahal kita tidak usah bersusah payah
untuk itu?Kenapa kita tidak memanaskan air kita dengan energi matahari? Kenapa
kita tidak menyejukkan ruangan kita dengan angin yang sepoi-sepoi basah
menyapu lewatlubang angin dan jendela?Oleh karenanya, sebisa-bisanya, sedapat
mungkin, kita harus merancangbangunan kita dengan memanfaatkan matahari dan
angin yang melimpah di sekitarkita. Tentu saja hal-hal demikian tidak berati
kita menutup diri terhadap pemakaianelemen-elemen mekanis seperti lampu dan AC,
karena untuk kondisi-kondisi tertentuyang dipersyaratkan oleh fungsi ruangan,
kita mungkin harus memecahkanmasalahnya dengan elemen mekanis tersebut. Yang
jelas, rancangan-rancangan yangkita ciptakan harus dapat memecahkan
masalah-masalah pencahayaan danpengahawaannya secara tepat dan logis; artinya,
kita harus tahu benar kapan saatnyamemakai bantuan elemen-elemen mekanis, dan
kapan pula kita harus terapkanpemecahan-pemecahan alami bagi masalah
pencahayaan dan pengudaraan tersebut.Pemecahan masalah pencahayaan bagi
bangunan-bangunan pada dewasa ini,umumnya dilakukan dengan dua cara :
·
Cara alami dengan pemanfaatan sinar
matahari, dan
·
Cara mekanis, dengan penggunaan energi
listrik.
Kedua
cara tersebut tentu saja harus diterapkan secara tepat-guna, artinyacara
manapun yang dipilih, sebaiknya berdasarkan kebutuhan yang dituntut olehfungsi
ruangan yang bersangkutan.
Penerapan
cara mekanis, sebaiknya hanya dalamhal-hal darurat saja :
·
Dalam hal sinar matahari tidak cukup
memberi kadar cahaya yangdibutuhkan oleh fungsi ruangan,
·
Dalam hal sinar matahari tidak boleh
masuk, dikarenakan persyaratan yangdituntut oleh fungsi ruang.
·
Dalam hal sinar matahari tidak ada,
misalnya pada malam hari ataupunadanya gangguan-gangguan cuaca sehingga sinar
matahari terhalangsampai ke permukaan bumi.
·
Dalam hal diperlukannya „permainan
cahaya“ bagi kesan-kesan ruangtertentu sesuai dengan fungsi khusus ruangan yang
bersangkutan.Misalnya : ruang pameran, ruang peragaan koleksi museum/
perpustakaan,dan sebagainya.
Dalam
hal penerangan alami, kita dapat memanfaatkan sinar matahari. Sinarmatahari
yang masuk ke dalam ruangan, sebenarnya terdiri atas beberapa unsur :
·
Sinar matahari yang langsung tanpa
halangan apapun.
·
Sinar matahari yang berasal dari pantulan-pantulan
awan. Kedua sinarmatahari tersebut disebut berasal dari langit.
·
Sinar matahari refleksi luar, yakni
hasil pemantulan cahaya dari benda-benda yang berdiri di luar bangunan dan
masuk ke dalam ruangan melaluilubang jendela atau bukaan cahaya lainnya.
·
Sinar matahari refleksi dalam, yaitu
hasil pemantulan cahaya dari benda-benda yang dekat setar bangunan kita maupun
benda-benda dan elemendalam ruangan itu sendiri. Termasuk disini adalah cahaya
yang terpantuldari tanah/halaman, taman rumput, pepohonan, pengerasan halaman,
dansebagainya, yang terpantul lagi ke bagian-bagian bangunan dandipantulkan
lagi ke bidang kerja dalam ruangan (bidang setinggi 75 cm darilantai ruangan).
2.2
ACUAN
SNI.
No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk rumah
dan gedung.
Natuurkundige
Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 1951, Deel 11,“Dagverlichting Van Woningen
(NBG II 1951).
Hopkinson
(et.al), 1966, Daylighting, London. Adhiwiyogo. M.U, 1969 ; Selection of
the Design Sky for Indonesia based on the Illumination Climate of Bandung.
Symposium of Enviromental Physics as Applied to Building in the Tropics.
2.3
ISTILAH DAN DEFINISI
·
Bidang lubang cahaya efektif :
Adalah bidang vertikal sebelah dalamdari lubang cahaya.
·
Faktor langit ( fl ): Adalah angka
karakteristik yang digunakansebagai ukuran keadaan pencahayaan alami siang hari
diberbagaitempat dalam suatu ruangan.
·
Langit perancangan: Adalah langit dalam
keadaan yang ditetapkandan dijadikan dasar untuk perhitungan.
·
Lubang cahaya efektif untuk suatu titik
ukur : adalah bagian dari bidang lubang cahaya efektif lewat mana
titik ukur itu melihat langit.
·
Terang langit : Adalah sumber
cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat pencahayaan
alami siang hari.
·
Titik ukur : Adalah titik di dalam
ruangan yang keadaan pencahayaannya dipilih sebagai indikator untuk keadaan
pencahayaanseluruh ruangan.
2.4
KRITERIA PERANCANGAN
2.4.1
Ketentuan Dasar
2.4.1.1
Pencahayaan Alami Siang Hari yang Baik Pencahayaan alami siang hari dapat
dikatakan baik apabila :
·
pada siang hari antara jam 08.00 sampai
dengan jam 16.00 waktusetempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke
dalamruangan.
·
distribusi cahaya di dalam ruangan cukup
merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu.
2.4.1.2
Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang
Tingkat
pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan olehtingkat pencahayaan langit
pada bidang datar di lapangan terbuka padawaktu yang sama.Perbandingan tingkat
pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada bidang datar
di lapangan terbuka ditentukan oleh :
·
hubungan geometris antara titik ukur dan
lubang cahaya.
·
ukuran dan posisi lubang cahaya.
·
distribusi terang langit.
·
bagian langit yang dapat dilihat dari
titik ukur.
2.4.1.3
Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari.
Faktor
pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada
suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suaturuangan terhadap tingkat
pencahayaan bidang datar di lapangan terbukayang merupakan ukuran kinerja
lubang cahaya ruangan tersebut.
A.Faktor
pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1.Komponen
langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaanlangsung dari cahaya langit.
2.Komponen
refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi benda-benda yang berada disekitar bangunan yang
bersangkutan

3.Komponen
refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yaknikomponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi permukaan- permukaan dalam ruangan,dari cahaya yang
masuk ke dalamruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun
daricahaya langit.
B.Persamaan-persamaan
untuk menentukan faktor pencahayaan alami
Faktor
pencahayaan alami siang hari ditentukan oleh persamaan- persamaan berikut
ini:
1. Komponen
langit (faktor langit-fl);yakni komponen pencahayaan langsung dari cahaya
langit


3.Komponen
refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd)yakni komponen pencahayaan yang
berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang
masuk kedalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupundari
cahaya langit

C.
konstanta yang besarnya tergantung dari sudut penghalangRfw: faktor
refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dari bidang
yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dindingdimana lubang
cahaya terletak
2.4.1.4
Langit Perancangan
Dalam
ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatanterangnya langit yang
dinyatakan dalam lux.Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar,
makasyarat-syarat yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih
danditetapkan sebagai Langit Perancangan adalah :
·
bahwa langit yang demikian sering
dijumpai memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar dilapangan terbuka,
dengan nilai dekat minimum, sedemikianrendahnya hingga frekuensi kegagalan
untuk mencapai nilaitingkat pencahayaan ini cukup rendah.
·
nilai tingkat pencahayaan tersebut dalam
butir 2) pasal initidak boleh terlampau rendah sehingga persyaratan
teknokonstruktif menjadi terlampau tinggi.
Sebagai
Langit Perancangan ditetapkan :
·
langit biru tanpa awan ataulangit yang
seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.Langit Perancangan ini memberikan
tingkat pencahayaan padatitik-titik di bidang datar di lapangan terbuka sebesar
10.000 lux. Untuk perhitungan diambil ketentuan bahwa tingkat
pencahayaan ini asalnya darilangit yang keadaannya dimana-mana merata terangnya
(uniformluminance distribution).
2.4.1.5
Faktor LangitFaktor langit (fl)
suatu
titik pada suatu bidang di dalam suaturuangan adalah angka perbandingan tingkat
pencahayaan langsung darilangit di titik tersebut dengan tingkat pencahayaan
oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.Pengukuran kedua
tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalamkeadaan sebagai berikut :
Dilakukan
pada saat yang sama.Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan
dengandistribusi terang yang merata di mana-mana.Semua jendela atau lubang
cahaya diperhitungkan seolah-olahtidak ditutup dengankaca.Suatu titik pada
suatu bidang tidak hanya menerima cahayalangsung dari langit tetapi juga cahaya
langit yang direfleksikan oleh permukaan di luar dan di dalam ruangan.Perbandingan
antara tingkat pencahayaan yang berasal dari cahayalangit baik yang langsung
maupun karena refleksi, terhadap tingkat pencahayaan pada bidang datar
dilapangan terbuka disebut faktor pencahayaan alami siang hari.
Dengan demikian faktor langit adalah selalulebih kecil dari faktor pencahayaan
alami siang hari.Pemilihan faktor langit sebagai angka karakteristik untuk
digunakan sebagai ukurankeadaan pencahayaan alami siang hari adalah untuk
memudahkan perhitungan oleh karena fl merupakan komponen yang terbesar
pada titik ukur.
2.4.1.6Titik
Ukur
A.Titik
ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya padatinggi 0,75 meter di
atas lantai. Bidang datar tersebut disebut bidang kerja

B.Untuk
menjamin tercapainya suatu keadaan pencahayaan yangcukup memuaskan, maka Faktor
Langit (fl) titik ukur tersebutharus memenuhi suatu nilai minimum tertentu yang
ditetapkanmenurut fungsi dan ukuran ruangannya.
C.Dalam
perhitungan digunakan dua jenis titik ukur :
·
titik ukur utama (TUU), diambil pada
tengah-tengah antar kedua dinding samping, yang berada pada jarak ⅓d
dari bidang lubang cahaya efektif.
·
titik ukur samping (TUS), diambil pada
jarak 0,50 meter dari dinding samping, yang juga berada pada jarak ⅓d
daribidang lubang cahaya efektif, dengan d adalah ukurankedalaman ruangan,
diukur dari mulai bidang lubangcahaya efektif hingga pada dinding seberangnya,
atauhingga pada “bidang” batas dalam ruangan yang hendak dihitung
pencahayaannya itu.

Jarak
“d” pada dinding tidak sejajar.Apabila kedua dinding yang berhadapan tidak
sejajar, makauntuk d diambil jarak ditengah antara kedua dindingsamping tadi,
atau diambil jarak rata-ratanya.Ketentuan jarak “⅓.d” minimumUntuk ruang dengan
ukuran d sama dengan atau kurangdaripada 6 meter, maka ketentuan jarak 1/3.d
digantidengan jarak minimum 2 meter.
2.4.1.7
Lubang Cahaya Efektif
Bila
suatu ruangan mendapatkan pencahayaan dari langit melaluilubang-lubang cahaya
dibeberapa dinding, maka masing-masing dindingini mempunyai bidang lubang
cahaya efektifnya sendiri-sendiri

Umumnya
lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuranlain daripada lubang cahaya
itu sendiri.Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh :
·
penghalangan cahaya oleh bangunan lain
dan atau oleh pohon.
·
Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri
yang karena menonjolmenyempitkan pandangan ke luar, seperti balkon,
konstruksi“sunbreakers” dan sebagainya.
·
Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang
kerja terhadap bidang lubang cahaya .
·
Bagian dari jendela yang dibuat dari
bahan yang tidak tembuscahaya.
2.4.2Persyaratan
Teknis
2.4.2.1
Klasifikasi Berdasarkan Kualitas Pencahayaan.
A.Kualitas
pencahayaan yang harus dan layak disediakan, ditentukan oleh :
1.penggunaan
ruangan, khususnya ditinjau dari segi beratnya penglihatan oleh mata
terhadap aktivitas yang harus dilakukan dalamruangan itu.
2.amanya
waktu aktivitas yang memerlukan daya penglihatan yangtinggi dan sifat
aktivitasnya, sifat aktivitas dapat secara terus menerusmemerlukan perhatian
dan penglihatan yang tepat, atau dapat pulasecara periodik dimana mata dapat
beristirahat.
B.Klasifikasi
kualitas pencahayaan.Klasifikasi kualitas pencahayaan adalah sebagai berikut :
·
Kualitas A : kerja halus sekali,
pekerjaan secara cermat terus menerus,seperti menggambar detil, menggravir,
menjahit kain warna gelap, dansebagainya.
·
Kualitas B : kerja halus, pekerjaan
cermat tidak secara intensif terusmenerus, seperti menulis, membaca, membuat
alat atau merakitkomponen-komponen kecil, dan sebagainya.
·
Kualitas C : kerja sedang, pekerjaan
tanpa konsentrasi yang besar darisi pelaku, seperti pekerjaan kayu, merakit
suku cadang yang agak besar, dan sebagainya.
·
Kualitas D : kerja kasar, pekerjaan
dimana hanya detil-detil yang besar harus dikenal, seperti pada gudang,
lorong lalu lintas orang, dansebagainya.
2.4.2.2Persyaratan
Faktor Langit Dalam Ruangan
A. Nilai
faktor langit (fl) dari suatu titik ukur dalam ruangan harus
memenuhisyarat-syarat sebagai berikut :
1.sekurang-kurangnya
memenuhi nilai-nilai faktor langit minimum(flmin) yang tertera pada Tabel 1, 2
dan 3, dan dipilih menurutklasifikasi kualitas pencahayaan yang dikehendaki dan
dirancanguntuk bangunan tersebut.
2.nilai
flmin dalam prosen untuk ruangan-ruangan dalam BANGUNANUMUM untuk TUUnya,
adalah seperti tertera pada tabel 1; dimana dadalah jarak antara bidang lubang cahaya
efektif ke dinding diseberangnya, dinyatakan dalam meter. Faktor langit minimum
untuk TUS nilainya diambil 40% dari flmin untuk TUU dan tidak bolehkurang
dari 0,10 d.

3.nilai
dari flmin dalam prosen untuk ruangan-ruangan dalam bangunansekolah, adalah
seperti pada tabel 2; Untuk ruangan-ruangan kelas biasa, kelas khusus dan
laboratorium dimana dipergunakan papan tulissebagai alat penjelasan, maka flmin
pada tempat ⅓d di papan tulis pada tinggi 1,20 m , ditetapkan sama dengan
flmin = 50% TUU.4.

B.
Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di satu dindingnilai fl
ditentukan sebagai berikut :
1.dari
setiap ruangan yang menerima pencahayaan langsung dari langitmelalui
lubang-lubang atau jendela-jendela di satu dinding saja, harusditeliti fl dari
satu TUU dan dua TUS.
2.Jarak
antara dua titik ukur tidak boleh lebih besar dari 3 m. Misalnyauntuk suatu
ruangan yang panjangnya lebih dari 7 m, harus diperiksa(fl) lebih dari tiga
titik ukur (jumlah TUU ditambah).
C.
Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di dua dindingyang
berhadapan.
Nilai
faktor langit (fl) untuk ruangan semacam ini harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. bila
suatu ruangan menerima pencahayaan langsung dari langit melaluilubang lubang
atau jendela-jendela di dua dinding yang berhadapan(sejajar), maka setiap
bidang lubang cahaya efektif mempunyaikelompok titik ukurnya sendiri.
2.
untuk kelompok titik ukur yang pertama, yaitu dari bidang lubangcahaya efektif
yang paling penting, berlaku ketentuan-ketentuan daritabel 1, 2 dan 3.
3.
untuk kelompok titik ukur yang kedua ditetapkan syarat minimumsebesar 30% dari
yang tercantum pada ketentuan-ketentuan dari tabel1, 2 dan 3.
4.
dalam hal ini (fl) untuk setiap titik ukur adalah jumlah faktor langityang
diperolehnya dari lubang-lubang cahaya di kedua dinding.
5.
ketentuan untuk kelompok titik ukur yang kedua ini seperti yangtermaksud dalam
ayat 3, tidak berlaku apabila jarak antara kedua bidang lubang cahaya
efektif kurang dari 6 meter.
6. bila
jarak tersebut dalam butir 5) adalah lebih dari 4 meter dan kurangdari 9 meter
dianggap telah dipenuhi apabila luas total lubang cahayaefektif kedua ini
sekurang-kurangnya 40% dari luas lubang cahayaefektif pertama. Dalam hal yang
belakangan ini, luas lubang cahayaefektif kedua adalah bagian dari bidang
lubang cahaya yang letaknyadi antara tinggi 1 meter dan tinggi 3 meter.
D.
Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di dua dindingyang
saling memotongUntuk kondisi ruangan seperti ini faktor langit ditentukan
denganmemperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1.bila
suatu ruangan menerima pencahayaan langsung dari langit melaluilubang lubang
atau jendela-jendela di dua dinding yang salingmemotong kurang lebih tegak
lurus, maka untuk dinding kedua, yangtidak begitu penting, hanya diperhitungkan
satu Titik Ukur Utamatambahan saja.
2.syarat
untuk titik ukur yang dimaksud dalam butir 1) pasal ini adalah50% dari yang
berlaku untuk titik ukur utama bidang lubang cahayaefektif yang pertama
3.jarak
titik ukur utama tambahan ini sampai pada bidang lubang cahayaefektif kedua
diambil 1/3 d, dimana d adalah ukuran dalam menurut bidang lubang cahaya
efektif pertama
E.
Ruangan dengan lebih dari satu jenis penggunaan.Apabila suatu ruangan digunakan
sekaligus untuk dua jenis keperluan,maka untuk ruangan ini diberlakukan
syarat-syarat yang terberat darikedua jenis keperluan tersebut.
F.
Penerimaan cahaya pada koridor atau gang dalam bangunan rumahtinggal.Setiap
koridor atau gang dalam bangunan rumah tinggal harus dapatmenerima cahaya
melalui luas kaca sekurang-kurangnya 0,10 m2 denganketentuan, bahwa untuk :
1.luas
kaca dinding luar atau atap diperhitungkan 100 %;
2.luas
kaca dinding dalam, yang dapat merupakan batas dengan kamar tidur, kamar
tinggal, kamar kerja dan sebagainya, diperhitungkan 30%;
3.luas
kaca ruangan lainnya, seperti gudang, kamar mandi, dansebagainya,
diperhitungkan 0 %.
G.
Penerimaan cahaya siang hari pada koridor atau gang / lorong
dalam bangunan.Setiap gang atau lorong dalam bangunan umum harus
sekurang-kurangnyadapat menerima cahaya siang hari melalui luas kaca minimal
0,30 m2.Untuk setiap 5 meter panjang gang atau lorong, dengan ketentuan,
bahwauntuk :
1.
luas kaca dinding luar atau atap, diperhitungkan 100 %;
2.
luas kaca dinding dalam yang merupakan batas dengan ruangandengan kualitas
pencahayaan A dan B, diperhitungkan 20 %;
3.
luas kaca untuk perbatasan dengan ruangan dengan pencahayaankualitas C,
diperhitungkan 10 %
4.luas
kaca ruangan lainnya, diperhitungkan 0 %.
2.4.2.3
Penetapan Faktor Langit
A.
Dasar penetapan nilai faktor langit.Penetapan Nilai Faktor Langit, didasarkan
atas keadaan langit yangterangnya merata atau kriteria Langit Perancangan untuk
Indonesia yangmemberikan kekuatan pencahayaan pada titik dibidang datar di
lapanganterbuka sebesar 10.000 lux.
B.
Perhitungan faktor langit.Perhitungan besarnya faktor langit untuk titik ukur
pada bidang kerja didalam ruangan dilakukan dengan menggunakan metoda analitis
di mananilai fl dinyatakan sebagai fungsi dari H/D dan L/D seperti
tercantumdalam tabel 4 dengan penjelasan :
Tabel
4 : Faktor langit sebagai fungsi H/D dan L/DPosisi titik ukur U, yang jauhnya D
dari lubang cahaya efektif berbentuk persegi panjang OPQR (tinggi H
dan lebar L) sebagaimana dilukiskan di bawah ini

Ukuran
H dihitung dari 0 ke atas,Ukuran L dihitung dari 0 ke kanan, atau dari P ke
kiri sama saja.H adalah tinggi lubang cahaya efektif L adalah lebar lubang
cahaya efektif D adalah jarak titik ukur ke bidang lubang cahaya efektif.


1. bagian
dari jendela yang tidak tembus cahaya perlu diadakan koreksi;
2. perhitungan
secara global dilakukan menurut ratio luas bagian yangtidak dapat ditembus
cahaya terhadap luas bagian seluruh lubangcahaya efektif.
D.
Perhitungan faktor langit dengan cara lain.Cara perhitungan faktor langit dalam
perancangan dapat dilakukan denganmetoda lain secara keilmuan/keahlian selama
hasilnya tidak berbedadengan hasil dari metoda analitis ini
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
penjelasan – penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa ruangan rumah yang saya
tempati belum cukup untuk memenuhi standar dariSNI. No. 03-2396-1991 : Tata
cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk rumah dan gedung. oleh karena
itu perlu untuk dievaluasi tentang desain lubang cahaya yang efektif.
3.2
Saran
Dari
kesimpulan tersebut, kita perlu membuat atau mendesain lubang cahaya yang
efektif.Semakin luas lubang cahaya efektif, semakin besar intensitas cahaya
alami.Semakin tinggi lubang cahaya efektif, Cahaya alami semakin efektif dan
efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahim,
Ramli dan Mulyadi R. :Pembayangan
Matahari dan Energi BangunanJurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin Makassar – Indonesia
SNI.
No. 03-2396-1991 :Tata cara perancangan
Penerangan alamisiang hari untuk rumah dan gedung.
Natuurkundige
Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 1951, Deel 11, “Dagverlichting Van
Woningen (NBG II 1951).
Betfred Casino (Tucson) - Mapyro
BalasHapusCasino. Betfred is an online 충청북도 출장마사지 casino and sports betting operator with a license from 원주 출장샵 the 부천 출장마사지 Malta Gaming Authority (MGA). 김포 출장마사지 The 태백 출장샵 casino features a large live