Selasa, 08 Desember 2015

Fisika Bangunan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Ruangan mendapatkan cahaya dengan dua cara, yaitu peneranganalami siang hari dan penerangan buatan dari lampu. Umumnya, ruanganmemiliki jendela kaca, yang merupakan media transparan yang dapatmelewatkan cahaya siang hari dari luar ruangan masuk ke dalam ruangan.Cahaya siang hari ini terdiri dari cahaya yang berasal dari sinar mataharilangsung, cahaya difus langit, dan cahaya pantulan dari lingkungan. Padasistem penerangan alami konvensional cahaya matahari langsung tak diinginkan karena akan mengakibatkan ruangan bertambah panas danadanya efek penyilauan.Penerangan alami siang hari penting dalam perencanaan sistem penerangan suatu bangunan karena turut menentukan penggunaan energy listrik dalam bangunan itu. Namun sering didapati ruangan-ruangan yangtak dapat memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan seperti lorong-lorong dalam bangunan, ruang dan gudang bawah tanah, dan ruang-ruangyang letaknya sukar dicapai cahaya dari jendela di sisi bangunan.Konstruksi dan letak bangunan dapat menyebabkan suatu ruangantidak dapat memperoleh cahaya alami sehingga membutuhkan cahayalampu listrik walaupun pada siang hari. Untuk dapat memanfaatkan cahayaalami siang hari, ruang-ruang “tak berjendela” ini dapat memanfaatkanseperangkat perangkat optik yang dapat menyalurkan cahaya alami(cahaya langsung maupun difus) dari luar bangunan ke ruangan tersebut.
Pencahayaan adalah unsur penting sebagai penunjang suatuaktivitas dapat berjalan dengan baik.Oleh karena itu, saya disini mencoba untuk melakukan pengevaluasian terhadap pencahayaan alami pada rumah saya sendiriapakah sudah memenuhi standar pencahayaan seperti yang disarankan olehSNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alami sianghari untuk rumah dan gedung.
1.2 PERMASALAHAN
Permasalan Yang akan di bahas adalah pencahayaan alami yangada pada ruang rumah yang saya gunakan ini apakah telah memenuhistandar pencahayaan seperti yang disarankan oleh SNI. No. 03-2396-1991: Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dangedung.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pengevaluasian pencahayaan alami pada ruang rumah yang saya tempati ini adalah untuk mengetahui apakah pencahayaanalami pada rumah saya telah memenuhi standar pencahayaanseperti yang disarankan oleh SNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung.











BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN PENCAHAYAAN ALAMI
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal darisinar matahari.Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selainmenghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.Pencahayaan alami dapat juga diartikan sebagi cahaya yang masuk kedalam ruangan pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk kedalam ruangan melalui bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu dengan menggunakan “shading” .Shading dimaksud sebagai penyaring cahaya yang masuk kedalam ruangan sehingga menghasilkan kualitas pencahayaan pada ruangan yang diinginkan.Pencahayaan alami memberikan manfaat yang baik bagi psikologis dan fisik, disamping kegunaan praktis berupa pengurangan energi untuk pencahayaan buatan.Intensitas sinar matahari berubah sesuai dengan waktu, musim, cuaca dan lokasi. Sinar matahari dapat dibaurkan oleh awan, kabut dan uap air serta dipantulkan dari tanah atau permukaan lain yang berada disekitar bangunan.
1.      Macam-macam sinar matahari
a. Macam-macam sinar matahari
  • Ultra Violet (jingga ultra)
  • Infra merah (infrared)
Adalah pembawa utama daya kalor dari matahari.Sinar ini merupakan sinar panas yang menjadi syarat mutlak kehidupan dan penghidupan makhluk-makhluk bumi.
  • Cahaya terang
  • Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)

2. Terang alami
Adalah terang yang berasal dari matahari.
a. Terang secara langsung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hjZfNVqIbKyT-S9m_52ZjTq9fCNXDSNfygCrtqfXKNcix8coAGvhLEJt_uxr8doAPO3SAfDiFckBto1uSCiNjYgFP9XlNi6H5QseX2ajvPzKaXLP2mCXQU2KiiaWGOikVHxCcxJ1Yw/s1600/image004.gif
  • Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.
  • Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.
  • Cahaya pantulan dari halaman, yang selanjutnya dipantulkan oleh langit-langit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
  • Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
b. Terang secara tidak langsung
yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awan-awan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJO2EuQVIBVaUQ6eWwFbCBo_EE-f2Du7tX1Lq7vG9CcgYsYHtMypz9R3tn0uO8-P3QQfGHlq7eBteat9si_VMrLIvGcmfv_zcycpHTquIYGfGxeb6u2goBs8ypJhH0LcUfVyNevKSw6g/s1600/image006.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgivzO1cCc_lvR10sLVyIwkTU9FKjPTi9H04uYsHUa1Ka2TS6Zs7YOF2UBSu713XzI9wZ0TGAlJ9b_EmNRNnfL-2R3kJQrRIu6Bynku0WjdZUEiwbJeiDWll9mCp1GM24qIOOj1JX6FrQ/s1600/image008.gif

Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela- jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripadaluas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibandingdengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahayayang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat sianghari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alamimendapat keuntungan, yaitu: 
·         Variasi intensitas cahaya matahari
·         Distribusi dari terangnya cahaya 
·         Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
·         Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
Tujuan dari pencahayaan adalah disamping mendapatkan kuantitas cahayayang cukup sehingga tugas visual mudah dilakukan, juga untuk mendapatkanlingkungan visual yang menyenangkan atau mempunyai kualitas cahaya yang baik.Dalam pencahayaan alami, yang sangat mempengaruhi kualitas pencahayaan adalahterjadinya penyilauan. Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila : 
·         pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktusetempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
·         distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu.
Penyilauan adalah kondisi penglihatan dimana terdapat ketidaknyamanan ataupengurangan dalam kemampuan melihat suatu obyek, karena luminansi obyek yangterlalu besar, distribusi luminansi yang tidak merata atau terjadinya kontras yangberlebihan. Ada dua jenis penyilauan :
1) penyilauan yang menyebabkanketidakmampuan melihat suatu obyek (disability glare), dan
2) penyilauan yangmenyebabkan ketidaknyamanan melihat suatu obyek tanpa perlu menimbulkanketidakmampuan melihat (discomfort glare).
Wilayah negara kita berada pada daerah di mana angin dan mataharimerupakan sumber daya yang melimpah dan tiada kunjung habis. Dengan demikian,seandainyatidak ada persyaratan khusus, seandainya tidak ada tuntutan khusus,seandainya tidak ada kekhususan-kekhususan lainnya, sebaiknya dan seyogianyalahrancangan bangunan kita didasarkan atas pemanfaatan matahari dan angin seoptimalmungkin.
Matahari memberikan banyak hal kepada kita.Dia memberi sinar terang, diamemberi kehangatan, dia memberi kesehatan, dia memberi energi.Angin punmemberi banyak keuntungan bagi kita.Dia memberi kesejukan, dia memberikebersihan aroma, dia memberi kelegaan bernafas paru-paru kita.Kenapa kita harusmenyia-nyiakan manfaat sebesar itu?Kenapa kita harus menutup rapat pintu dan jendela?Kenapa kita harus menyempitkan lubang ventilasi kita?Kenapa kita harusmenghidupkan lampu terus-menerus?Kenapa kita harus bergantung-diri kepada ACdan mekanis lainnya? Kenapa kita tidak menarik terangnya sinar surya ke dalamruangan kita sebanyak-banyaknya, padahal kita tidak usah bersusah payah untuk itu?Kenapa kita tidak memanaskan air kita dengan energi matahari? Kenapa kita tidak menyejukkan ruangan kita dengan angin yang sepoi-sepoi basah menyapu lewatlubang angin dan jendela?Oleh karenanya, sebisa-bisanya, sedapat mungkin, kita harus merancangbangunan kita dengan memanfaatkan matahari dan angin yang melimpah di sekitarkita. Tentu saja hal-hal demikian tidak berati kita menutup diri terhadap pemakaianelemen-elemen mekanis seperti lampu dan AC, karena untuk kondisi-kondisi tertentuyang dipersyaratkan oleh fungsi ruangan, kita mungkin harus memecahkanmasalahnya dengan elemen mekanis tersebut. Yang jelas, rancangan-rancangan yangkita ciptakan harus dapat memecahkan masalah-masalah pencahayaan danpengahawaannya secara tepat dan logis; artinya, kita harus tahu benar kapan saatnyamemakai bantuan elemen-elemen mekanis, dan kapan pula kita harus terapkanpemecahan-pemecahan alami bagi masalah pencahayaan dan pengudaraan tersebut.Pemecahan masalah pencahayaan bagi bangunan-bangunan pada dewasa ini,umumnya dilakukan dengan dua cara :
·         Cara alami dengan pemanfaatan sinar matahari, dan
·         Cara mekanis, dengan penggunaan energi listrik.
Kedua cara tersebut tentu saja harus diterapkan secara tepat-guna, artinyacara manapun yang dipilih, sebaiknya berdasarkan kebutuhan yang dituntut olehfungsi ruangan yang bersangkutan.
Penerapan cara mekanis, sebaiknya hanya dalamhal-hal darurat saja :
·         Dalam hal sinar matahari tidak cukup memberi kadar cahaya yangdibutuhkan oleh fungsi ruangan,
·         Dalam hal sinar matahari tidak boleh masuk, dikarenakan persyaratan yangdituntut oleh fungsi ruang.
·         Dalam hal sinar matahari tidak ada, misalnya pada malam hari ataupunadanya gangguan-gangguan cuaca sehingga sinar matahari terhalangsampai ke permukaan bumi.
·         Dalam hal diperlukannya „permainan cahaya“ bagi kesan-kesan ruangtertentu sesuai dengan fungsi khusus ruangan yang bersangkutan.Misalnya : ruang pameran, ruang peragaan koleksi museum/ perpustakaan,dan sebagainya.
Dalam hal penerangan alami, kita dapat memanfaatkan sinar matahari. Sinarmatahari yang masuk ke dalam ruangan, sebenarnya terdiri atas beberapa unsur :
·         Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.
·         Sinar matahari yang berasal dari pantulan-pantulan awan. Kedua sinarmatahari tersebut disebut berasal dari langit.
·         Sinar matahari refleksi luar, yakni hasil pemantulan cahaya dari benda-benda yang berdiri di luar bangunan dan masuk ke dalam ruangan melaluilubang jendela atau bukaan cahaya lainnya.
·         Sinar matahari refleksi dalam, yaitu hasil pemantulan cahaya dari benda-benda yang dekat setar bangunan kita maupun benda-benda dan elemendalam ruangan itu sendiri. Termasuk disini adalah cahaya yang terpantuldari tanah/halaman, taman rumput, pepohonan, pengerasan halaman, dansebagainya, yang terpantul lagi ke bagian-bagian bangunan dandipantulkan lagi ke bidang kerja dalam ruangan (bidang setinggi 75 cm darilantai ruangan).
2.2 ACUAN
SNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk rumah dan gedung. 
Natuurkundige Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 1951, Deel 11,“Dagverlichting Van Woningen (NBG II 1951). 
Hopkinson (et.al), 1966, Daylighting, London. Adhiwiyogo. M.U, 1969 ; Selection of the Design Sky for Indonesia based on the Illumination Climate of Bandung. Symposium of Enviromental Physics as Applied to Building in the Tropics.
2.3 ISTILAH DAN DEFINISI 
·         Bidang lubang cahaya efektif : Adalah bidang vertikal sebelah dalamdari lubang cahaya. 
·         Faktor langit ( fl ): Adalah angka karakteristik yang digunakansebagai ukuran keadaan pencahayaan alami siang hari diberbagaitempat dalam suatu ruangan. 
·         Langit perancangan: Adalah langit dalam keadaan yang ditetapkandan dijadikan dasar untuk perhitungan. 
·         Lubang cahaya efektif untuk suatu titik ukur : adalah bagian dari bidang lubang cahaya efektif lewat mana titik ukur itu melihat langit. 
·         Terang langit : Adalah sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat pencahayaan alami siang hari.
·         Titik ukur : Adalah titik di dalam ruangan yang keadaan pencahayaannya dipilih sebagai indikator untuk keadaan pencahayaanseluruh ruangan.
2.4 KRITERIA PERANCANGAN
2.4.1 Ketentuan Dasar 
2.4.1.1 Pencahayaan Alami Siang Hari yang Baik Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila :
·         pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktusetempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalamruangan. 
·         distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu.
2.4.1.2 Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang
Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan olehtingkat pencahayaan langit pada bidang datar di lapangan terbuka padawaktu yang sama.Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan pencahayaan alami pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh : 
·         hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
·         ukuran dan posisi lubang cahaya.
·         distribusi terang langit. 
·         bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.
2.4.1.3 Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari.
Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suaturuangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbukayang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut.
A.Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1.Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaanlangsung dari cahaya langit.
2.Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada disekitar bangunan yang bersangkutan
3.Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yaknikomponen pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan- permukaan dalam ruangan,dari cahaya yang masuk ke dalamruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun daricahaya langit.

B.Persamaan-persamaan untuk menentukan faktor pencahayaan alami
Faktor pencahayaan alami siang hari ditentukan oleh persamaan- persamaan berikut ini:
1.      Komponen langit (faktor langit-fl);yakni komponen pencahayaan langsung dari cahaya langit
3.Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd)yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk kedalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupundari cahaya langit
C. konstanta yang besarnya tergantung dari sudut penghalangRfw: faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dari bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dindingdimana lubang cahaya terletak 
2.4.1.4 Langit Perancangan
Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatanterangnya langit yang dinyatakan dalam lux.Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, makasyarat-syarat yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih danditetapkan sebagai Langit Perancangan adalah : 
·         bahwa langit yang demikian sering dijumpai memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar dilapangan terbuka, dengan nilai dekat minimum, sedemikianrendahnya hingga frekuensi kegagalan untuk mencapai nilaitingkat pencahayaan ini cukup rendah.
·         nilai tingkat pencahayaan tersebut dalam butir 2) pasal initidak boleh terlampau rendah sehingga persyaratan teknokonstruktif menjadi terlampau tinggi.

Sebagai Langit Perancangan ditetapkan : 
·         langit biru tanpa awan ataulangit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan padatitik-titik di bidang datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 lux. Untuk  perhitungan diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayaan ini asalnya darilangit yang keadaannya dimana-mana merata terangnya (uniformluminance distribution).
2.4.1.5 Faktor LangitFaktor langit (fl)
suatu titik pada suatu bidang di dalam suaturuangan adalah angka perbandingan tingkat pencahayaan langsung darilangit di titik tersebut dengan tingkat pencahayaan oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalamkeadaan sebagai berikut : 
Dilakukan pada saat yang sama.Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengandistribusi terang yang merata di mana-mana.Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olahtidak ditutup dengankaca.Suatu titik pada suatu bidang tidak hanya menerima cahayalangsung dari langit tetapi juga cahaya langit yang direfleksikan oleh permukaan di luar dan di dalam ruangan.Perbandingan antara tingkat pencahayaan yang berasal dari cahayalangit baik yang langsung maupun karena refleksi, terhadap tingkat pencahayaan pada bidang datar dilapangan terbuka disebut faktor  pencahayaan alami siang hari. Dengan demikian faktor langit adalah selalulebih kecil dari faktor pencahayaan alami siang hari.Pemilihan faktor langit sebagai angka karakteristik untuk digunakan sebagai ukurankeadaan pencahayaan alami siang hari adalah untuk memudahkan perhitungan oleh karena fl merupakan komponen yang terbesar pada titik ukur.
2.4.1.6Titik Ukur 
A.Titik ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya padatinggi 0,75 meter di atas lantai. Bidang datar tersebut disebut bidang kerja
B.Untuk menjamin tercapainya suatu keadaan pencahayaan yangcukup memuaskan, maka Faktor Langit (fl) titik ukur tersebutharus memenuhi suatu nilai minimum tertentu yang ditetapkanmenurut fungsi dan ukuran ruangannya.

C.Dalam perhitungan digunakan dua jenis titik ukur : 
·         titik ukur utama (TUU), diambil pada tengah-tengah antar kedua dinding samping, yang berada pada jarak ⅓d dari bidang lubang cahaya efektif. 
·         titik ukur samping (TUS), diambil pada jarak 0,50 meter dari dinding samping, yang juga berada pada jarak ⅓d daribidang lubang cahaya efektif, dengan d adalah ukurankedalaman ruangan, diukur dari mulai bidang lubangcahaya efektif hingga pada dinding seberangnya, atauhingga pada “bidang” batas dalam ruangan yang hendak dihitung pencahayaannya itu.

Jarak “d” pada dinding tidak sejajar.Apabila kedua dinding yang berhadapan tidak sejajar, makauntuk d diambil jarak ditengah antara kedua dindingsamping tadi, atau diambil jarak rata-ratanya.Ketentuan jarak “⅓.d” minimumUntuk ruang dengan ukuran d sama dengan atau kurangdaripada 6 meter, maka ketentuan jarak 1/3.d digantidengan jarak minimum 2 meter.
2.4.1.7 Lubang Cahaya Efektif 
Bila suatu ruangan mendapatkan pencahayaan dari langit melaluilubang-lubang cahaya dibeberapa dinding, maka masing-masing dindingini mempunyai bidang lubang cahaya efektifnya sendiri-sendiri
Umumnya lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuranlain daripada lubang cahaya itu sendiri.Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh : 
·         penghalangan cahaya oleh bangunan lain dan atau oleh pohon. 
·         Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri yang karena menonjolmenyempitkan pandangan ke luar, seperti balkon, konstruksi“sunbreakers” dan sebagainya. 
·         Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya . 
·         Bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembuscahaya.
2.4.2Persyaratan Teknis
2.4.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Kualitas Pencahayaan.
A.Kualitas pencahayaan yang harus dan layak disediakan, ditentukan oleh :
1.penggunaan ruangan, khususnya ditinjau dari segi beratnya penglihatan oleh mata terhadap aktivitas yang harus dilakukan dalamruangan itu.
2.amanya waktu aktivitas yang memerlukan daya penglihatan yangtinggi dan sifat aktivitasnya, sifat aktivitas dapat secara terus menerusmemerlukan perhatian dan penglihatan yang tepat, atau dapat pulasecara periodik dimana mata dapat beristirahat.
B.Klasifikasi kualitas pencahayaan.Klasifikasi kualitas pencahayaan adalah sebagai berikut :
·         Kualitas A : kerja halus sekali, pekerjaan secara cermat terus menerus,seperti menggambar detil, menggravir, menjahit kain warna gelap, dansebagainya.
·         Kualitas B : kerja halus, pekerjaan cermat tidak secara intensif terusmenerus, seperti menulis, membaca, membuat alat atau merakitkomponen-komponen kecil, dan sebagainya. 
·         Kualitas C : kerja sedang, pekerjaan tanpa konsentrasi yang besar darisi pelaku, seperti pekerjaan kayu, merakit suku cadang yang agak  besar, dan sebagainya. 
·         Kualitas D : kerja kasar, pekerjaan dimana hanya detil-detil yang besar harus dikenal, seperti pada gudang, lorong lalu lintas orang, dansebagainya.
2.4.2.2Persyaratan Faktor Langit Dalam Ruangan
A. Nilai faktor langit (fl) dari suatu titik ukur dalam ruangan harus memenuhisyarat-syarat sebagai berikut :
1.sekurang-kurangnya memenuhi nilai-nilai faktor langit minimum(flmin) yang tertera pada Tabel 1, 2 dan 3, dan dipilih menurutklasifikasi kualitas pencahayaan yang dikehendaki dan dirancanguntuk bangunan tersebut.
2.nilai flmin dalam prosen untuk ruangan-ruangan dalam BANGUNANUMUM untuk TUUnya, adalah seperti tertera pada tabel 1; dimana dadalah jarak antara bidang lubang cahaya efektif ke dinding diseberangnya, dinyatakan dalam meter. Faktor langit minimum untuk TUS nilainya diambil 40% dari flmin untuk TUU dan tidak bolehkurang dari 0,10 d.
3.nilai dari flmin dalam prosen untuk ruangan-ruangan dalam bangunansekolah, adalah seperti pada tabel 2; Untuk ruangan-ruangan kelas biasa, kelas khusus dan laboratorium dimana dipergunakan papan tulissebagai alat penjelasan, maka flmin pada tempat ⅓d di papan tulis pada tinggi 1,20 m , ditetapkan sama dengan flmin = 50% TUU.4.
B. Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di satu dindingnilai fl ditentukan sebagai berikut :
1.dari setiap ruangan yang menerima pencahayaan langsung dari langitmelalui lubang-lubang atau jendela-jendela di satu dinding saja, harusditeliti fl dari satu TUU dan dua TUS.
2.Jarak antara dua titik ukur tidak boleh lebih besar dari 3 m. Misalnyauntuk suatu ruangan yang panjangnya lebih dari 7 m, harus diperiksa(fl) lebih dari tiga titik ukur (jumlah TUU ditambah).
C. Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di dua dindingyang berhadapan.
Nilai faktor langit (fl) untuk ruangan semacam ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. bila suatu ruangan menerima pencahayaan langsung dari langit melaluilubang lubang atau jendela-jendela di dua dinding yang berhadapan(sejajar), maka setiap bidang lubang cahaya efektif mempunyaikelompok titik ukurnya sendiri.

2. untuk kelompok titik ukur yang pertama, yaitu dari bidang lubangcahaya efektif yang paling penting, berlaku ketentuan-ketentuan daritabel 1, 2 dan 3.
3. untuk kelompok titik ukur yang kedua ditetapkan syarat minimumsebesar 30% dari yang tercantum pada ketentuan-ketentuan dari tabel1, 2 dan 3.
4. dalam hal ini (fl) untuk setiap titik ukur adalah jumlah faktor langityang diperolehnya dari lubang-lubang cahaya di kedua dinding.
5. ketentuan untuk kelompok titik ukur yang kedua ini seperti yangtermaksud dalam ayat 3, tidak berlaku apabila jarak antara kedua bidang lubang cahaya efektif kurang dari 6 meter.
6. bila jarak tersebut dalam butir 5) adalah lebih dari 4 meter dan kurangdari 9 meter dianggap telah dipenuhi apabila luas total lubang cahayaefektif kedua ini sekurang-kurangnya 40% dari luas lubang cahayaefektif pertama. Dalam hal yang belakangan ini, luas lubang cahayaefektif kedua adalah bagian dari bidang lubang cahaya yang letaknyadi antara tinggi 1 meter dan tinggi 3 meter.
D. Ruangan dengan pencahayaan langsung dari lubang cahaya di dua dindingyang saling memotongUntuk kondisi ruangan seperti ini faktor langit ditentukan denganmemperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1.bila suatu ruangan menerima pencahayaan langsung dari langit melaluilubang lubang atau jendela-jendela di dua dinding yang salingmemotong kurang lebih tegak lurus, maka untuk dinding kedua, yangtidak begitu penting, hanya diperhitungkan satu Titik Ukur Utamatambahan saja.
2.syarat untuk titik ukur yang dimaksud dalam butir 1) pasal ini adalah50% dari yang berlaku untuk titik ukur utama bidang lubang cahayaefektif yang pertama
3.jarak titik ukur utama tambahan ini sampai pada bidang lubang cahayaefektif kedua diambil 1/3 d, dimana d adalah ukuran dalam menurut bidang lubang cahaya efektif pertama
E. Ruangan dengan lebih dari satu jenis penggunaan.Apabila suatu ruangan digunakan sekaligus untuk dua jenis keperluan,maka untuk ruangan ini diberlakukan syarat-syarat yang terberat darikedua jenis keperluan tersebut.
F. Penerimaan cahaya pada koridor atau gang dalam bangunan rumahtinggal.Setiap koridor atau gang dalam bangunan rumah tinggal harus dapatmenerima cahaya melalui luas kaca sekurang-kurangnya 0,10 m2 denganketentuan, bahwa untuk :
1.luas kaca dinding luar atau atap diperhitungkan 100 %;
2.luas kaca dinding dalam, yang dapat merupakan batas dengan kamar tidur, kamar tinggal, kamar kerja dan sebagainya, diperhitungkan 30%;
3.luas kaca ruangan lainnya, seperti gudang, kamar mandi, dansebagainya, diperhitungkan 0 %.
G. Penerimaan cahaya siang hari pada koridor atau gang / lorong dalam bangunan.Setiap gang atau lorong dalam bangunan umum harus sekurang-kurangnyadapat menerima cahaya siang hari melalui luas kaca minimal 0,30 m2.Untuk setiap 5 meter panjang gang atau lorong, dengan ketentuan, bahwauntuk :
1. luas kaca dinding luar atau atap, diperhitungkan 100 %;
2. luas kaca dinding dalam yang merupakan batas dengan ruangandengan kualitas pencahayaan A dan B, diperhitungkan 20 %;
3. luas kaca untuk perbatasan dengan ruangan dengan pencahayaankualitas C, diperhitungkan 10 %
4.luas kaca ruangan lainnya, diperhitungkan 0 %.
2.4.2.3 Penetapan Faktor Langit
A. Dasar penetapan nilai faktor langit.Penetapan Nilai Faktor Langit, didasarkan atas keadaan langit yangterangnya merata atau kriteria Langit Perancangan untuk Indonesia yangmemberikan kekuatan pencahayaan pada titik dibidang datar di lapanganterbuka sebesar 10.000 lux.
B. Perhitungan faktor langit.Perhitungan besarnya faktor langit untuk titik ukur pada bidang kerja didalam ruangan dilakukan dengan menggunakan metoda analitis di mananilai fl dinyatakan sebagai fungsi dari H/D dan L/D seperti tercantumdalam tabel 4 dengan penjelasan :
Tabel 4 : Faktor langit sebagai fungsi H/D dan L/DPosisi titik ukur U, yang jauhnya D dari lubang cahaya efektif berbentuk  persegi panjang OPQR (tinggi H dan lebar L) sebagaimana dilukiskan di bawah ini
 
 
Ukuran H dihitung dari 0 ke atas,Ukuran L dihitung dari 0 ke kanan, atau dari P ke kiri sama saja.H adalah tinggi lubang cahaya efektif L adalah lebar lubang cahaya efektif D adalah jarak titik ukur ke bidang lubang cahaya efektif.
C. Tingkat pencahayaan optimal.Untuk memperoleh tingkat pencahayaan yang optimal harus diperhatikan :
1. bagian dari jendela yang tidak tembus cahaya perlu diadakan koreksi;
2. perhitungan secara global dilakukan menurut ratio luas bagian yangtidak dapat ditembus cahaya terhadap luas bagian seluruh lubangcahaya efektif.
D. Perhitungan faktor langit dengan cara lain.Cara perhitungan faktor langit dalam perancangan dapat dilakukan denganmetoda lain secara keilmuan/keahlian selama hasilnya tidak berbedadengan hasil dari metoda analitis ini

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan – penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa ruangan rumah yang saya tempati belum cukup untuk memenuhi standar dariSNI. No. 03-2396-1991 : Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk rumah dan gedung. oleh karena itu perlu untuk dievaluasi tentang desain lubang cahaya yang efektif.
3.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut, kita perlu membuat atau mendesain lubang cahaya yang efektif.Semakin luas lubang cahaya efektif, semakin besar intensitas cahaya alami.Semakin tinggi lubang cahaya efektif, Cahaya alami semakin efektif dan efisien.










DAFTAR PUSTAKA

Rahim, Ramli dan Mulyadi R. :Pembayangan Matahari dan Energi BangunanJurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar – Indonesia
SNI. No. 03-2396-1991 :Tata cara perancangan Penerangan alamisiang hari untuk rumah dan gedung.
Natuurkundige Grondslagen Voor Bouurvorrschriften, 1951, Deel 11, “Dagverlichting Van Woningen (NBG II 1951).

Hopkinson (et.al), 1966, Daylighting, London. Adhiwiyogo. M.U, 1969 ;Selection of the Design Sky for Indonesia based on the Illumination Climate of Bandung.Symposium of Enviromental Physics as Applied to Building in the Tropics.

1 komentar:

  1. Betfred Casino (Tucson) - Mapyro
    Casino. Betfred is an online 충청북도 출장마사지 casino and sports betting operator with a license from 원주 출장샵 the 부천 출장마사지 Malta Gaming Authority (MGA). 김포 출장마사지 The 태백 출장샵 casino features a large live

    BalasHapus