BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh
semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua
warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa
Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan
variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada
ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa
lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan
ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.
Pidato sering digunakan dalam
acara-acara resmi. Misalkan saja pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS,
ataupun pidato dari pembina upacara. Sistematika dalam pidato pun hendaklah
dipahami betul-betul. Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang
benar. Pidato sama halnya denan cermah. Hanya saja ceramah lebih membahas
tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak
acara.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
FUNGSI BAHASA
Bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.Tujuan
dari bahasa itu sendiri adalah menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan
bicaranya atau orang lain.Melalui bahasa,manusia dapat menyesuaikan diri dengan
adat istiadat,tingkah laku,tata krama masyarakat,dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.Bahasa memiliki beberapa fungsi yang
dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum
adalah sebagai alat untuk berekspresi,berkomunikasi,dan alat untuk mengadakan
integrasi-interaktif dan adaptasi sosial.Sedangkan fungsi bahasa secara khusus
adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,mewujudkan seni
(sastra),mempelajari naskah-naskah kuno,dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.Hasil Perumusan Seminar Politik
Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari
1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional,bahasa Indonesia berfungsi sebagai,(1) lambang kebanggaan nasional,(2)
lambang identitas nasional,(3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya,dan (4) alat
perhubungan antarbudaya antardaerah.Sebagai lambang kebanggaan nasional,bahasa Indonesia
‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.Dengan keluhuran
nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia,kita harus bangga dengannya,kita harus
menjunjungnya,dan kita harus mempertahankannya.Sebagai realisasi kebanggaan kita
terhadap bahasa Indonesia,kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah
diri,malu,dan acuh tak acuh.Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional,bahasa
Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia.Ini beratri,dengan bahasa
Indonesia akan dapat diketahui siapa kita,yaitu sifat,perangai,dan watak kita
sebagai bangsa Indonesia.Karena fungsinya yang demikian itu,maka kita harus
menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya.Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu
dan bersatu dalam kebangsaan,cita-cita,dan rasa nasib yang sama.Dengan bahasa
Indonesia,
bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya,sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’
oleh masyarakat suku lain.
Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa
dengan menggunakan bahasa Indonesia,identitas suku dan nilai-nilai sosial
budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.
Bahkan,bahasa daerah diharapkan dapat
memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Dengan fungsi keempat,bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda,mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu.Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan.Bagi pemerintah,segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan,dan kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya.Akhirnya,apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
Dengan fungsi keempat,bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda,mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu.Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan.Bagi pemerintah,segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan,dan kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya.Akhirnya,apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2.2.RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah
variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
2.2.1. Ragam
Bahasa Berdasarkan Media/Sarana
a. Ragam
Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang
dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam
ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam
ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Sehingga
maksud seseorang bisa dilihat dari gaya dia berbicara
Contoh yang termasuk ke dalam ragam
bahasa lisan pun sangat banyak, diantaranya pidato, ceramah, sambutan, ngobrol,
dll. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari,
terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh
aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
Syarat utama dari ngobrol yang penting bisa dimengerti oleh lawan bicara, tidak
perlu menggunakan bahasa baku.
Salah satu contoh ragam bahsa lisan
adalah pidato. Bahasa yang dipakai daam membawakan pidato pada umumnya adalah
bahsa resmi atau bahasa baku.
“Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Hari Suci Waisak, sangat penting dan
istimewa bagi umat Buddha karena Hari Suci Waisak dapat menjadi momentum bagi
umat Buddha, untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur ajaran Sang Buddha.
Sidharta Buddha Gautama, telah mengajarkan nilai-nilai universal,
falsafah kehidupan yang mendalam dan pencerahan tentang hakikat, makna,
dan tujuan kehidupan bagi umat Buddha. Buddha Gautama juga telah menunjukkan
keteladanan kepada umatnya dalam menebarkan benih- benih kebajikan sikap yang
tidak pernah menyerah pada hawa nafsu dan godaan duniawi serta pencapaian
ke-Buddha-an yang hakiki. “
Ceramah adalah pesan yang bertujuan
memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiens yang bertindak
sebagai pendengar.sedangkan
Umum adalah keseluruhan umtuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas.Didalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.”
Umum adalah keseluruhan umtuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas.Didalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.”
Tabel contoh ragam bahsa lisan dan
tulisan
Ragam Bahasa Lisan
|
Ragam Bahasa Tulis
|
Faisal bilang kita harus pulang
|
Faisal mengatakan bahwa kita harus
pulang
|
Ayah lagi baca koran
|
Ayah sedang membaca koran
|
Mia tinggal di Tasikmalaya
|
Mia bertempat tinggal di Tasikmalaya
|
Pada kutipan pertama suda jelas bahwa
itu bagian dari teks pidato, dan pidato termasuk ke dalam ragam bahsa lisan.
Dikatakan termasuk ragam bahasa lisan karea diucapkan secara lisan. Dalam
penggunaanya kita wajib memperhatikan sistematikanya, karena digunakan dalam
acara resmi.
Ceramah juga termasuk ke dalam ragam
bahasa lisan. Karena menurut Ismail, ceramah itu memberikan nasehat. Secara
otomatis nasehat itu disampaikan secara lisan, sehingga termasuk ragam bahasa
lisan.
Membedakan ragam bahsa lisan dan tulisan
sangat mudah. Dalam tabel diatas, sangat terlihat sekali perbedaan antara ragam
bahsa lisan dan tulisan. Setelah dianalisis, ragam bahsa lisan yang sering kita
gunakan sehari-hari misalkan dalam bercakap-cakap dengan teman tidak memerlukan
kata-kata baku. Sedangkan dalam ragam bahasa tulis perlu
memperhatikan susunan penulisannya.
b.
Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan
kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah
surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu
memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam
pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
1) Kosa
kata yang digunakan dipilih secara cermat
2) Pembentukan
kata dilakukan secara sempurna,
3) Kalimat
dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
4) Paragraf
dikembangkan secara lengkap dan padu.
2.2.2. Ragam
Bahasa Berdasarkan Penutur
2.2.3. Ragam
Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat
menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas
yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak
pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti
Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada
pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2.2.4. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,misalnya fitnah,kompleks,vitamin,
video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan
pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi
dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, “nyari” seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan
yang seharusnya dipakai.
2.2.5. Ragam
bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh
setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap
pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan
kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas
ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan
bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa
baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin
tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam:
1) pembicaraan
di muka umum,misalnya pidato kenegaraan,seminar,rapat dinas memberikan
kuliah/pelajaran;
2) pembicaraan
dengan orang yang dihormati,misalnya dengan atasan,dengan guru/dosen,dengan
pejabat;
3) komunikasi
resmi,misalnya surat dinas,surat lamaran pekerjaan,undang-undang;
4) wacana
teknis,misalnya laporan penelitian,makalah,tesis,disertasi.
2.2.6. Ragam
Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok
persoalan yang dibicarakan.Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda
ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda.Ragam bahasa yang digunakan
dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
kedokteran,hukum,atau pers.Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik,berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan,olahraga,seni,atau teknologi.Ragam bahasa yang digunakan
menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah
laras bahasa.Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut,
misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang
agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran;
improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni;
pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan,
peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan
pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam
undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat
dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat
yang digunakan dalam undang-undang.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa
tulis bisa dibedakan dengan meihat cara penulisannya. Jika dalam kehidupan
sehari-hari, ragam bahsa tulis perlu memperhatikan kaedah penulisan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sdangkan dalam ragam bahsa lisan tidak perlu.
Secara jelas ragam bahasa lisan adalah sesuatu yang disampaikan secara lisan,
sedangkan ragam bahasa tulis merupakan sesuatu yang disampaikan melalui
tulisan.
3.2.
Saran
Kami menyarankan kepada Anda yang
membaca makalah ini agar dapat mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
tepat.kita seharusnya bangga memiliki sebuah bahasa yang bisa mempersatukan
seluruh masyarakat Indonesia yang bermacam-macam,dari yang kecil sampai yang
tua,dari kota sampai kepelosok negeri ini.jadi kita harus pertahankan bahasa
Indonesia dan jika bisa kita kembangkan sampai ke mancanegara.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Diknas. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2003. Panduan Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar