BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan yang lunak juga
mempunyai butiran yang lepas, sedangkam batuan merupakan lapisan yang keras dan
melekat kuat. Karena itu tanah dianggap terdiri dari sebuah jaringan butiran
yang padat dan mempunyai rongga atau pori. Rongga atau pori dapat terisi oleh
air dan udara bahkan terisi oleh keduanya sekaligus.
Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian
dari sisi tanah secara fisik dan kimiawi berbeda dengan bagian–bagian yang
lain. Tanah merupakan bagian yang mempunyai phase seperti :
·
Padat (biasanya berbutir–butir mineral)
·
Cair (biasanya air)
·
Gas (biasanya udara)
Ilmu tentang tanah sampai saat ini sudah
sedemikian jauh berkembang dan ilmu tanah merupakan sebuah ilmu pasti yang
dapat menentukan keadaan tanah secara keseluruhan dengan sekali pengujian,
tetapi karena tanah tidak sama, maka pengujiannya harus dilakukan beberapa
kali jika lokasi tanah tersebut akan digunakan untuk sebuah konstruksi.
Dengan adanya percobaan–parcobaan, kita
dapat menentukan parameter–parameter yang akan berpengaruh terhadap tanah, baik
terhadap sifat fisik maupun sifat mekanisnya.
Dalam pengertian teknik secara umum,
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
dan dari bahan-bahan organik yang melapuk (yang berpartikel padat)
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara
partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga
sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
Dalam ilmu rekayasa sipil, bangunan
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a.
Upper Structure (bagian atas tanah)
b. Sub
Structure (bagian bawah tanah)
Upper structure adalah seluruh bagian
struktur dari bangunan yang ada diatas permukaan tanah, yang terdiri dari
struktur beton bertulang, beton pratekan, baja atau bahan lain. Pada bagian ini
yang diperlukan adalah perhitungan-perhitungan kekuatan, kestabilan serta
keamanan dari struktur tersaebut.Baik akibat berat sendiri, angin ataupun gempa
beserta pengenalan perilaku bahan yang digunakan.
Bagian sub structure adalah bagian
bangunan yang ada dibawah tanah, yakni pondasi tempat seluruh bangunan
bertumpu.Untuk mendapatkan pondasi yang baik, harus memenuhi dua kriteria yaitu
daya dukung yang cukup dan penurunan yang tidak membahayakan bangunan.
Dengan demikian diperlukan penguasaan
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada pondasi dan penguasaan sifat-sifat tanah,
dimana pondasi itu bertumpu.
Untuk mendapatkan desain pondasi yang
baik dan memenuhi kriteria perlu dicari parameter tanah baik sifat fisik maupun
mekanis tanah.Dengan demikian perlu dipelajari ilmu mekanika tanah dan uji
tanah.Uji tanah langsung dilapangan atau laboraturium merupakan upaya silmulasi
untuk mendapatkan parameter tanah yang mendekati sebenarnya.
Yang termasuk dalam parameter sifat fisik
tanah adalah :
- Berat
jenis
- Berat isi
- Kadar air
-
Porositas
- Derajat kejenuhan
- Nilai Atterberg
- ukuran buutir
tanah
- Kepadatan
tanah
- Permeabilitas
Sedangkan sifat mekanis tanah adalah :
- Nilai Kohesi
- Nilai sudut geser tanah
- Kuat tekan tanah
- Daya dukung tanah
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam penulisan laporan uji
tanah I adalah sebagai salah satu syarat yang harus diselessaikan sebagai salah
satu tugas setelah selesainya praktek uji bahan I, serta sebagai salah satu
bahan penilaian oleh dosen pembimbing atau instruktur.Dan juga sebagai hasil
yang didapat dari praktek uji bahan I yang berlangsung di Laboratorium Tanah
Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Tanah
Definisi tanah yang dipergunakan
oleh seorang insinyur teknik sipil bersifat kesepakatan dan berbeda degan
definisi yang digunakan oleh seorang ahligeologi, maupun ahli ilmu tanah.
Seorang insinyur teknik sipil menganggap tanahtermasuk semua bahan organik dan
anorganik, yang ada di atas lapisan batuantetap (Dunn dkk., 1980).Tanah adalah
himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapanyang relative lepas
(loose), yang terletak di batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran
yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atauoksida
yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara
partikel- partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya.Tanah adalah
kumpulan butiran mineral alami yang bias dipisahkan olehsuatu cara mekanik bila
agregat termaksud diaduk didalam air. Sedangkan batuanmerupakan agregat mineral
yang satu sama lainnya di ikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan
kuat.
2.2. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah digunakan
untuk mengelompokan tanah-tanahsesuai dengan perilaku umum dari tanah pada
kondisi fisis tertentu.Berikut iniadalah system klasifikasi tanah yang sering
digunakan didalam bidang tekniksipil.
1. Sistem klasifikasi tanah
Unified.Sistem klasifikasi tanah yang paling terkenal dikalangan ahli
teknik sipil, adalah klasifikasi tanah sistem unified. Sistem unified
membagitanah dalam 3 kelompok utama, yaitu :
a. Tanah berbutir kasar.Tanah berbutir
kasar adalah tanah yang lebih dari 50% bahannya tertahan pada ayakan no.
200 (0,075 mm). Tanah berbutir kasar dibagi atas kerikil (G) dan pasir
(S).
b. Tanah berbutir halus.Tanah berbutir
halus adalah tanah yang lebih 50% bahannyalewat ayakan no. 200 (0,075 mm).
Tanah butir halus dibagi atasLanau (M),Lempung (C), serta lanau dan lempung
organik (O).
c.Tanah
sangat organis.Tanah sangat organis (gambut) dapat diidentifikasi secaravisual
2.Sistem klasifikasi tanah
AASHTO.Sistem ini mengklasifikasi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8,dan
pada awalnya membutuhkan data–data sebagai berikut :
a.Analisis ukuran butiran.
b.Batas cair dan Batas Plastis
c.Batas susut
d.Ekivalen kelembapan lapangan,
kadar lembap maksimum dimanasatu tetes air yang dijatuhkan pada suatu permukaan
yang keciltidak segera diserap oleh permukaan tanah itue.Ekivalen kelembapan
sentrifungal, yaitu percobaan untuk mengukur kapasitas tanah dalam menahan
air.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Job 1
Pengambilan sample tanah dengan bor tangan (HandBor )
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat melakukan dan mengetahui
prosedur yang benar dalam pengujiandan pengambilan sampel tanah dengan
menggunakan alat bor tangan /hand bor
2.Dapat melakukan penamaan /
pendeskripsian tanah secara visual
B.Dasar
Teori
Metoda pemboran tangan (hand auger
boring) termasuk metoda pengamatan yang banyak digunakan untuk eksplorasi
geoteknik dangkaldari jenis tanah lunak dan kenyal. Denganpemboran tangan dapat
dilakukan pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample =DS)
maupunsampel tanah tak terganggu (undisturbed sample = UDS). Selain itu
dengan pemboran tangan dapat diketahui kedalaman muka air tanah (M.A.T)
yangdiperlukan dalam perencanaan pondasi, serta dapat membantu
dalam penentuan jenis tanah/lapisan.
C.Peralatan dan Bahan
Mata bor (tipeIwan Auger, spiral
atau helical)
Stang bor (rod), umumnya terdiri
dari 10 batang yang masing-masing panjangnya 1 meter
Kunci T pemutar bor
Stang pemutar
Kepala ( head ) pengambil
contoh ataustick apparatusKunci-kunci untuk menyambungdan melepaskan sambungan
stang
Hammer / palu untuk mengambil sampel
Tabung sampel
Parafin atau lilin
Meteran
Kain pembersih, kantong plastik dan
lain-lain
D.Langkah
Kerja
1.Bersihkan lokasi di sekitar lubang
yang akan dibor.
2.Pasang mata bor pada stang bor
lalu pasang pemutarnya.
3.Tekan mata bor ke dalam tanah
sambil diputar. Setelah tanah mengisimata bor sampaipenuh (kurang lebih 20 cm)
lakukan pengangkatansecara perlahan dan hati-hatiKeluarkan contoh tanah dari
mata bor, lakukan pengamatan dan buatdeskripsi secara visual (jenis, warna dan
keadaannya), catat pulanomot titik bor, kedalaman dan tanggal pengeboran.
5.Masukkan contoh tanah ke dalam
kantong plastik. Ini adalah sampeltanah terganggu (DS :Disturbed Sample) hanya
digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6.Ulangi percobaan 3 dan 4 sampai
pada kedalaman yang diinginkanuntuk mendapatkan sampel tanah asli/tak terganggu
(UDS :Undisturbed Sample)
7.Ganti mata bor dengan stick
apparatus.
8.Pasang tabung sampel untuk
mengambil sampel tanah dan masukkanke dalam lubang bor yang telah terbentuk.
9.Tekan stang bor sedalam panjang
tabung. Jika tanah lunak, tekansecara perlahan-lahan,kemudian diputar satu kali
untuk melepaskan/memotong sampel tanah pada dasar
tabung.Sedangkan bila tanah cukup keras sehingga tabung tidak
dapatditekan, gunakan palu/hammer untuk memukulnya secara perlahan-lahan dengan
terlebih dahulu memasang kop penahan.
10.Setelah didapatkan sampel tanah
asli dalam tabung, lepaskan stick apparatus lalu bersihkan dinding luar
tabung. Potong kedua bagianujung tanah pada tabung setebal 1 cm kemudian segera
tutup dengan parafin.
11.Tuliskan label yang berisi nomor
titik bor, kedalaman, bagian atas/ bagian bawah, tanggal pengambilan
sampel di bagian luar tabung.
12.Sampel tanah asli ini sebaiknya
dimasukkan ke dalam peti pelindungterutama jika tempat pemeriksaan/laboratorium
cukup jauh dari lokasi pengujian.
E.Keselamatan Kerja
Lindungi sampel tanah pada waktu
pengangkutan atau dari pengaruhyang dapat merusak atau mengubah sampel tanah
tersebut.
Tutup kembali lubang bor bila
tidak diperlukan
F.Perawatan
Bersihkan mata bor dan stang bor
setiap kali selesai digunakan.
Bersihkan tabung sampel setiap kali
selesai digunakan.
Sebelum digunakan, tabung sampel
harus dalam keadaan bersih dan bagian dalamnya diberi pelumas sehingga
tanah dapat masuk dan keluar dengan mudah
3.2. Job 2
Pengujian daya dukung lapisan tanah dengan alatDutch Cone Penetrometer (sondir)
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat mengetahui daya dukung
lapisan tanah dari nilai perlawananujung konus dan hambatan didekatnya atau
sekitarnya.
2.Dapat melakukan dan mengetahui
prosedur dalam pengujian alatsondir.
B.Dasar
Teori
pengujian penetrometer konus menerus
semi statis seringkali disebutdengan istilah “DutchCone Test” atau “Cone
Penetration Test” ataudisingkat dengan CPT. Sedangkan di Indonesia dikenal
dengan nama“Penyondiran”. Metoda ini banyak digunakan di Eropa dan telahditerimabaik
di Amerika Serikat.Dengan metoda ini dimungkinkan eksplorasi yangcepat dan
ekonomis pada tanah yang cukup dalam (dari lunak sampaisedang) dan untuk
menentukan daya dukung lapisan tanah secara rinci.Penggunaan alat sondir untuk
semua perlawanan penetrasi menerustermasuk hambatan lekat dan tahanan konus di
darat atau di air, kecualitanah yang sangat keras. Pengujian penetrometer konus
pada pendugaandaya dukung tanah, berupa perlawanan konus (cone resistance) pada
saat penetrometer (alat ukurpenetrasi) ditekan, dan gesekan sisi (side
friction)yang ditimbulkan akibat adhesi antara bidang atau permukaan mantel
konusdengan tanah.
C.Peralatan
Alat Sondir kapasitas 2,5 ton, 5,0
ton atau 10,0 ton
Batang sondir terdiri dari batang
luar dan batang dalam dengan panjangmasing-masing 1 meter.
Konus (mantle cone) / Bikonus
(friction cone)
Manometer dengan kapasitas 0 - 60
kg/cm2dan 0 - 250 kg/cm2
Angker spiral + kunci sayap
Perlengkapan lain seperti :
Kunci-kunci pipa, minyak hidrolik (castor oil),oli, kain pemebersih, sikat
kawat, water pass, kunci penarik dan penekan,kunci plunyer (piston), dan
lain-lain
D.Langkah
Kerja
1.Bersihkan lokasi pengujian lalu
pasanglah dua atau empat jangkar spiral(angkur) sesuai dengan kondisi tanah
dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
2.Jepitlah rangka sondir pada
jangkar tersebut, lalu atur posisi sondir agar tegak lurus dengan cara mengendurkan
kunci tiang samping lalugunakan waterpass untuk mengontrolnya.
3.Buka baut penutup lubang pengisian
oli dan buka kedua keranmanometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
4.Tekan berkali-kali kunci piston ke
atas sampai oli keluar semua
5.Setelah oli yang lama habis,
isilah oli (castor oil) dari lubang pengisiansampai penuh, gerakkan kunci
piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan gelembung udara.
Setelah tidak ada gelembung udaratutup kembali lubang pengisian tadi.
6.Tutup salah satu keran manometer,
tekan kunci piston pada alas rangka, perhatikan kenaikan jarum manometer
hentikan penekanan dan tahan(kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai
25% ke maksimalmanometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti
adakebocoran antara lain pada sambungan, buat penutup oli atau pada
seal piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer lainnya.
7.Pasang friction cone/mantle cone
pada draad batang sondir berikut batang dalamnya.
8.Dorong treker pada posisi lubang
terpotong lalu putarlah engkol pemutar sampai menyentuh ujung atas batang
dalam sondir. Percobaandan pembacaan sudah siap dilakukan
9.Beri tanda pada tiang sondir tiap
20 cm dengan mengunakan spidol ataukapur untuk mengetahui saat dilakukan
pembacaan manometer.
10.Engkol pemutar kembali diputar
sehingga friction cone atau mantlecone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai
batas 20 cm (lihat tandaspidol/kapur), engkol pemutar sedikit ke arah
berlawanan. Treker ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat.
11.Buka keran manometer.
12.Engkol pemutar diputar kembali
sehingga batang dalam tertekan kedalam tanah dengan kecepatan kurang lebih 2
cm/detik. Batang dalamakan menekan piston lalu akan menekan oli di dalamnya,
tekanan yangterjadi akan terbaca di manometer. Mantle cone atau konus hanya
akanmengukur tahanan ujung konus (PK ; Perlawanan Konus) sedangkanfriction cone
atau bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dangesekan selimut konus
terhadap tanah.
13.Tekan batang sondir, catat angka
penunjukkan pertama padamanometer sebagai nilai perlawanan ujung konus.
Teruskan sampai jarum manometer bergerak untuk yang kedua kalinya. Catat
pembacaankedua ini sebagai jumlah perlawanan (JP ; Jumlah Perlawanan) yaituPerlawanan
Konus dan Hambatan Lekat.
14.Lakukan penekanan dengan
hati-hati dan amati selalu jarummanometer. Bila diperkirakan tekanan akan
melebihi kapasitasmanometer, tutup keran manometer dan buka kran manometer
yang berkapasitas besar. Batang sondir jangan menyentuh piston karenadapat
menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan akan merusak manometer
15.Putar kembali engkol pemutar
berlawanan arah lalu pindahkan kembali posisi treker ke posisi lubang
terpotong. Lakukan penekanan kembali pada jarak 20 cm berikutnya.
16.Setelah mencapai kedalaman 1
meter, batang sondir perlu ditambah.Caranya terlebih dahulu naikkan piston
penekan supaya batang sondir dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk
mengencangkannya.
17.Setelah mencapai kedalaman tanah
keras, tahanan ujung konus telahmenunjukkan angka yang lebih besar dari 150
kg/cm2 tiga kali berturut-turut (untuk sondir kapasitas 2,5 ton) atau lebih
besar dari 500 kg/cm2(untuk sondir kapasitas 10 ton) penyelidikan boleh
dihentikan.
E.Keselamatan Kerja
Pasang Konus atau Bikonus dengan
baik benar.
Pasang kunci pipa dengan benar pada
batang sondir yang akan dicabutsaat membuka kop penarik.
F.Perawatan
Batang sondir yang telah dipakai
harus segera dibersihkan darikotoran/tanah yang melekat.Setelah dibersihkan, lumurjan
olisecukupnya agar tidak berkarat.
Konus atau bikonus yang telah
dipakai harus segera dibersihkan.Setelah dibersihkan coba digerak-gerakkan
untuk memastikan tidak terjadi kemacetan.Apabila terjadi kemacetan, buka
rangkaian alattersebut dan rendam dalam minyak tanah lalu disikat dengan
hati-hatiLumuri oli yang masih baru, kemudian dirangkai kembali dan simpandi
suatu tempat tertutup.
Tambahkan grease/stempet pada gigi
penggerak alat sondir bagian atas bila kondisinya sudah mengering.
Jika terjadi kebocoran oli yang
diakibatkan seal oli yang sudah robek,segera ganti dengan seal yang baru.
3.3. JOB 3
Pengujian kepadatan lapangan dengan metodekerucut pasir (Sandcone)
A.Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini
diharapkan mahasiswa dapat :
1.Dapat mengetahui tingkat kepadatan
tanah dilapangan denganmengetahui nilai berat isi.
2.Dapat melakukan dan mengetahui
prosedur dengan metode kerucut pasir (sandcone)
B.Dasar
Teori
Pengujian
ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kepadatan tanah dilapangan dari lapisan
yang telah dipadatkan dengan mengetahui beratvolume kering secara langsung dari
lapisan tanah yang diuji.Sementaranilai derajat kepadatan lapangan adalah
dengan membuat perbandingan berat volume kering di lapangan terhadap berat
volume kering maksimumasil pengujian pemadatan di laboratorium.
C.Peralatan dan Bahan
1.Botol pasir kapasitas + 4,5 kg
2.Corong pasir dengan diameter 16,5
cm
3.Plat dasar untuk corong pasir
dengan ukuran 30,48 x 30,48 cm denganlubang ditengah berdiameter 16,5 cm
4.Timbangan kapasitas 10 kg
ketelitian 1,0 gram
5.Timbangan kapasitas 500 gram
ketelitian 0,1 gram
6.Mistar perata (Straight Edge)
7.Alat bantu lain seperti ; centong,
talam/kaleng, paku, cawan buat pemeriksaan kadar air, kantong plastik,
pahat, dan lain-lain.
8.Pasir ottawa/kwarsa yang bersih
dan kering lolos saringan no.10 (2mm)dan tertahan saringan no. 200 (0,075 mm).
D.Langkah
KerjaPemeriksaan Berat Isi Pasir ( p)
1.Timbang berat botol + corong(W1)
2.Isi botol dengan pasir secara
perlahan-lahan sampai penuh(W3)
3.Kosongkan botol, kemudian isi
dengan air sampai penuh(W2)
4.Volume botol (V) adalah (Berat
botol + corong + air) dikurangidengan (berat botol +corong) ; (V)= (W2) – (W1)
5.Berat Isi pasir adalah (Berat
botol + corong + pasir) dikurangi (BeratBotol + corong), kemudian dibagi dengan
Volume botol ; (W3) – (W1)
Pemeriksaan
Berat Pasir dalam Corong
1.Masukkan pasir ke dalam botol dan
corong sampai kurang lebih 2/3tinggi botol dan kunci keran corong, Timbang
berat botol + corong + pasir (W4)
2.Balikkan posisi botol sehingga
corong berada di bawah, danletakkan di atas sebuah plat yang rata, kemudian
buka keran coronghingga pasir turun mengisi corong.
3.Setelah pasir berhenti turun, kunci
kembali keran corong, kemudiantimbang berat botol + corong + sisa
pasir (W5)
4.Berat pasir dalam corong(W6)adalah
(berat botol + corong + pasir)dikurangi dengan (berat botol + corong + sisa
pasir);
Pemeriksaan Berat Isi Kering Tanah
1.Timbang berat talam kosong(W7)
2.Isi botol dan corong dengan pasir
secukupnya (kurang lebih ¾ tinggi botol) dan timbang beratnya(W10)
3.Ratakan permukaan tanah yang akan
diuji, letakkan plat berlubangdan jepit atau paku keempat ujung plat supaya
plat tidak bergeser.
4.Buat lubang pada tanah dengan
ukuran diameter lubang samadengan diameter lubang pada plat, dan dalam + 10 cm
(tidak melebihi satu hamparan padat).
5.Masukkan seluruh tanah hasil
galian ke dalam talam, kemudiantimbang beratnya(W8)
6.Hitung Berat Tanah Basah(W9)yaitu
(berat talam + tanah)dikurangi (berat talam kosong) ;
7.Balikkan posisi botol dan corong
yang berisi pasir di atas plat berlubang, kemudian buka keran corong
sehingga pasir mengalir turun mengisi lubang dan corong, biarkan sampai pasir
berhentimengalir.
8.Kunci keran setelah pasir berhenti
mengalir, kemudian timbang berat botol + corong + sisapasir (W11)
9.Hitung Berat Pasir dalam
Lubang(W12)yaitu (berat botol + corong+ pasir) dikurangi (berat botol + corong
+ sisa pasir) dikurangi (berat pasir dalam corong) ;
10.Hitung volume pasir dalam lubang
yaitu (berat pasir dalam lubang)dibagi dengan (berat isi pasir)
11.Hitung Berat Isi Tanah Basah ()
yaitu (berat tanah basah) dibagidengan (volume pasir dalam lubang)
12.Periksa kadar air tanah (w
%)13.Hitung Berat Isi Tanah Kering Tanah (d)
14.Hitung Derajat Kepadatan (D)
E.Keselamatan Kerja
Hindarkan getaran ketika mengadakan
pengujian ini, terutamaketika pasir mengalir memenuhi lubang dan corong.
Menggunakan pakaian praktek saat
bekerja
3.4. Job 4
Pengujian nilai daya dukung tanah (CBR) dengan alatDynamic Cone Penetrometer (DPC)
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat mengetahui nilai daya dukung
tanah (nilai CBR :Californiabearing ratio)
2.Dapat menggunakan dan mengetahui
prosedur yang benar dalammenggunakan alatDynamic Cone Penetrometer (DPC)
B.Dasar
Teori
Pengujian cara dinamis ini
dikembangkan oleh TRLL (Transport andRoad Research Laboratory), Crowthorne,
Inggris dan mulai diperkenalkandi Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian
ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio)
tanah dasar, timbunan,dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan
memberikan datakekuatan tanah sampai kedalaman + 70 cm di bawah permukaan
lapisantanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukandengan
mencatat data masuknya konus yang tertentu dimensi dansudutnya, ke dalam tanah
untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu
pula.
C.Peralatan dan Bahan
Satu set alat DCP
Palu/hammer geser dengan berat
10 kg dan tinggi jatuh 46 cm
Batang baja berdiameter 16 mm
primer dan sekunder
Konus bersudut 60 0 atau 300 dengan
diameter tengah sebesar 2 cm
Batang baja berskala
1 – 100 cm
D.Langkah
Kerja
1.Pilih titik pengujian yang akan
dilakukan pengujian. Biasanyadilakukan secara zig zag pada arah dan jarak
tertentu.
2.Letakkan alat pada posisi titik
pengujian secara vertikal tegak lurusterhadap permukaan tanah. Bila terjadi
penyimpangan sedikit sajaakan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif
besar.
3.Atur batang berskala sehingga
menunjukkan angka 0 dan catat dalamcenti meter.
4.Naikkan palu geser sampai menyentuh
bagian bawah pegangan, lalulepaskan sehingga palu jatuh secara bebas menumbuk
anvil ataulandasan penumbuk sambil menjaga agar posisi alat tidak
menjadimiring. Tumbukan ini akan menyebabkan konus menembus lapisanyang akan
diuji.
5.Catat jumlah pukulan dan kedalaman
penetrasinya ke dalamformulir/blanko percobaan.
6.Hentikan pengujian jika jumlah
pukulan telah mencapai 40 kali ataukedalaman penetrasi antara 70 s/d 90 cm.
7.Cabut batang dan konus yang telah
masuk ke dalam tanah dengan caramenumbukkan palu geser ke atas hingga menyentuh
plat alas pemegang alat.
E.Keselamatan Kerja
Jaga posisi alat saat melakukan
tumbukan agar selalu tetap pada posisivertikal tegak lurus terhadap permukaan
tanah.
Pastikan posisi tangan tidak
berada di dekat anvil/landasan penumbuk.
F.Perawatan
Bersihkan peralatan dari kotoran
(terutama pada batang baja dan konus)setelah selesai digunakan.
Masukkan kembali peralatan ke dalam
tempatnya setelah selesaidigunakan agar terhindar dari air dan cuaca yang dapat
menyebabkankarat.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum
pengujian tanah lapangan ini, penyusun dapat menyimpulkan bahwa dalam
prosedur pengambilansampel maupun pengeboran untuk mengetahui daya dukung
tanahharuslah dengan serius sesuai dengan arahan dosen pembimbing maupunteknii
lapangan karena dapat berpengaruh pada sampel yang akan diambl nantinya. Dalam
pencatatan dan pengolaan data pada saat praktek haruslah dengan teliti
karena bila kita salah dalam pencatatan maupun pengolahan data maka hasil
yang akan di dapat tidak akan sesuai dengansebenarnya.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan
adalah agar setiap kelompok lebih kompak dalam bekerja dan dilakukan
pembagian pekerjaan dan pergantian posisi agar mahasiswa paham terhadap
materi dan praktek yangdiberikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar