Selasa, 08 Desember 2015

Pengujian Tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan yang lunak juga mempunyai butiran yang lepas, sedangkam batuan merupakan lapisan yang keras dan melekat kuat. Karena itu tanah dianggap terdiri dari sebuah jaringan butiran yang padat dan mempunyai rongga atau pori. Rongga atau pori dapat terisi oleh air dan udara bahkan terisi oleh keduanya sekaligus.
Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan kimiawi berbeda dengan bagian–bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang mempunyai phase seperti :
·         Padat (biasanya berbutir–butir mineral)
·          Cair (biasanya air)
·         Gas (biasanya udara)
Ilmu tentang tanah sampai saat ini sudah sedemikian jauh berkembang dan ilmu tanah merupakan sebuah ilmu pasti yang dapat menentukan keadaan tanah secara keseluruhan dengan sekali pengujian, tetapi karena tanah tidak sama, maka pengujiannya harus dilakukan beberapa kali  jika lokasi tanah tersebut akan digunakan untuk sebuah konstruksi.
Dengan adanya percobaan–parcobaan, kita dapat menentukan parameter–parameter yang akan berpengaruh terhadap tanah, baik terhadap sifat fisik maupun sifat mekanisnya.
Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik  yang melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
Dalam ilmu rekayasa sipil, bangunan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a.       Upper Structure (bagian atas tanah)
b.      Sub Structure (bagian bawah tanah)
Upper structure adalah seluruh bagian struktur dari bangunan yang ada diatas permukaan tanah, yang terdiri dari struktur beton bertulang, beton pratekan, baja atau bahan lain. Pada bagian ini yang diperlukan adalah perhitungan-perhitungan kekuatan, kestabilan serta keamanan dari struktur tersaebut.Baik akibat berat sendiri, angin ataupun gempa beserta pengenalan perilaku bahan yang digunakan.
Bagian sub structure adalah bagian bangunan yang ada dibawah tanah, yakni pondasi tempat seluruh bangunan bertumpu.Untuk mendapatkan pondasi yang baik, harus memenuhi dua kriteria yaitu daya dukung yang cukup dan penurunan yang tidak membahayakan bangunan.
Dengan demikian diperlukan penguasaan terhadap gaya-gaya yang bekerja pada pondasi dan penguasaan sifat-sifat tanah, dimana pondasi itu bertumpu.
Untuk mendapatkan desain pondasi yang baik dan memenuhi kriteria perlu dicari parameter tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah.Dengan demikian perlu dipelajari ilmu mekanika tanah dan uji tanah.Uji tanah langsung dilapangan atau laboraturium merupakan upaya silmulasi untuk mendapatkan parameter tanah yang mendekati sebenarnya.
Yang termasuk dalam parameter sifat fisik tanah adalah :
-   Berat jenis                            - Berat isi                             - Kadar air
-   Porositas                              - Derajat kejenuhan              - Nilai Atterberg
-   ukuran buutir tanah              - Kepadatan tanah               - Permeabilitas
Sedangkan sifat mekanis tanah adalah :
-   Nilai Kohesi
-   Nilai sudut geser tanah
-   Kuat tekan tanah
-   Daya dukung tanah
1.2         Tujuan Penulisan
Tujuan utama dalam penulisan laporan uji tanah I adalah sebagai salah satu syarat yang harus diselessaikan sebagai salah satu tugas setelah selesainya praktek uji bahan I, serta sebagai salah satu bahan penilaian oleh dosen pembimbing atau instruktur.Dan juga sebagai hasil yang didapat dari praktek uji bahan I yang berlangsung di Laboratorium Tanah Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak.















BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Tanah
Definisi tanah yang dipergunakan oleh seorang insinyur teknik sipil bersifat kesepakatan dan berbeda degan definisi yang digunakan oleh seorang ahligeologi, maupun ahli ilmu tanah. Seorang insinyur teknik sipil menganggap tanahtermasuk semua bahan organik dan anorganik, yang ada di atas lapisan batuantetap (Dunn dkk., 1980).Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapanyang relative lepas (loose), yang terletak di batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atauoksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel- partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya.Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami yang bias dipisahkan olehsuatu cara mekanik bila agregat termaksud diaduk didalam air. Sedangkan batuanmerupakan agregat mineral yang satu sama lainnya di ikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat.

2.2. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokan tanah-tanahsesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu.Berikut iniadalah system klasifikasi tanah yang sering digunakan didalam bidang tekniksipil.
1.      Sistem klasifikasi tanah Unified.Sistem klasifikasi tanah yang paling terkenal dikalangan ahli teknik sipil, adalah klasifikasi tanah sistem unified. Sistem unified membagitanah dalam 3 kelompok utama, yaitu :
a.       Tanah berbutir kasar.Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dari 50% bahannya tertahan pada ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah berbutir kasar dibagi atas kerikil (G) dan pasir (S). 
b.      Tanah berbutir halus.Tanah berbutir halus adalah tanah yang lebih 50% bahannyalewat ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah butir halus dibagi atasLanau (M),Lempung (C), serta lanau dan lempung organik (O).
c.Tanah sangat organis.Tanah sangat organis (gambut) dapat diidentifikasi secaravisual
2.Sistem klasifikasi tanah AASHTO.Sistem ini mengklasifikasi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8,dan pada awalnya membutuhkan data–data sebagai berikut :
a.Analisis ukuran butiran. 
b.Batas cair dan Batas Plastis
c.Batas susut
d.Ekivalen kelembapan lapangan, kadar lembap maksimum dimanasatu tetes air yang dijatuhkan pada suatu permukaan yang keciltidak segera diserap oleh permukaan tanah itue.Ekivalen kelembapan sentrifungal, yaitu percobaan untuk mengukur kapasitas tanah dalam menahan air.



















BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Job 1 Pengambilan sample tanah dengan bor tangan (HandBor )
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat melakukan dan mengetahui prosedur yang benar dalam pengujiandan pengambilan sampel tanah dengan menggunakan alat bor tangan /hand bor
2.Dapat melakukan penamaan / pendeskripsian tanah secara visual

B.Dasar Teori
Metoda pemboran tangan (hand auger boring) termasuk metoda pengamatan yang banyak digunakan untuk eksplorasi geoteknik dangkaldari jenis tanah lunak dan kenyal. Denganpemboran tangan dapat dilakukan pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample =DS) maupunsampel tanah tak terganggu (undisturbed sample = UDS). Selain itu dengan pemboran tangan dapat diketahui kedalaman muka air tanah (M.A.T) yangdiperlukan dalam perencanaan pondasi, serta dapat membantu dalam penentuan jenis tanah/lapisan.


C.Peralatan dan Bahan
Mata bor (tipeIwan Auger, spiral atau helical)
Stang bor (rod), umumnya terdiri dari 10 batang yang masing-masing panjangnya 1 meter 
Kunci T pemutar bor 
Stang pemutar 
Kepala ( head ) pengambil contoh ataustick apparatusKunci-kunci untuk menyambungdan melepaskan sambungan stang
Hammer / palu untuk mengambil sampel
Tabung sampel
Parafin atau lilin
 Meteran
Kain pembersih, kantong plastik dan lain-lain


D.Langkah Kerja
1.Bersihkan lokasi di sekitar lubang yang akan dibor.
2.Pasang mata bor pada stang bor lalu pasang pemutarnya.
3.Tekan mata bor ke dalam tanah sambil diputar. Setelah tanah mengisimata bor sampaipenuh (kurang lebih 20 cm) lakukan pengangkatansecara perlahan dan hati-hatiKeluarkan contoh tanah dari mata bor, lakukan pengamatan dan buatdeskripsi secara visual (jenis, warna dan keadaannya), catat pulanomot titik bor, kedalaman dan tanggal pengeboran.
5.Masukkan contoh tanah ke dalam kantong plastik. Ini adalah sampeltanah terganggu (DS :Disturbed Sample) hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6.Ulangi percobaan 3 dan 4 sampai pada kedalaman yang diinginkanuntuk mendapatkan sampel tanah asli/tak terganggu (UDS :Undisturbed Sample)
7.Ganti mata bor dengan stick apparatus.
8.Pasang tabung sampel untuk mengambil sampel tanah dan masukkanke dalam lubang bor yang telah terbentuk.
9.Tekan stang bor sedalam panjang tabung. Jika tanah lunak, tekansecara perlahan-lahan,kemudian diputar satu kali untuk melepaskan/memotong sampel tanah pada dasar tabung.Sedangkan bila tanah cukup keras sehingga tabung tidak dapatditekan, gunakan palu/hammer untuk memukulnya secara perlahan-lahan dengan terlebih dahulu memasang kop penahan.
10.Setelah didapatkan sampel tanah asli dalam tabung, lepaskan stick apparatus lalu bersihkan dinding luar tabung. Potong kedua bagianujung tanah pada tabung setebal 1 cm kemudian segera tutup dengan parafin.
11.Tuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/ bagian bawah, tanggal pengambilan sampel di bagian luar tabung.
12.Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan ke dalam peti pelindungterutama jika tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari lokasi pengujian.


E.Keselamatan Kerja
Lindungi sampel tanah pada waktu pengangkutan atau dari pengaruhyang dapat merusak atau mengubah sampel tanah tersebut.
 Tutup kembali lubang bor bila tidak diperlukan


F.Perawatan
Bersihkan mata bor dan stang bor setiap kali selesai digunakan.
Bersihkan tabung sampel setiap kali selesai digunakan.
Sebelum digunakan, tabung sampel harus dalam keadaan bersih dan bagian dalamnya diberi pelumas sehingga tanah dapat masuk dan keluar dengan mudah


3.2. Job 2 Pengujian daya dukung lapisan tanah dengan alatDutch Cone Penetrometer (sondir) 
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat mengetahui daya dukung lapisan tanah dari nilai perlawananujung konus dan hambatan didekatnya atau sekitarnya.
2.Dapat melakukan dan mengetahui prosedur dalam pengujian alatsondir.

B.Dasar Teori
pengujian penetrometer konus menerus semi statis seringkali disebutdengan istilah “DutchCone Test” atau “Cone Penetration Test” ataudisingkat dengan CPT. Sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama“Penyondiran”. Metoda ini banyak digunakan di Eropa dan telahditerimabaik di Amerika Serikat.Dengan metoda ini dimungkinkan eksplorasi yangcepat dan ekonomis pada tanah yang cukup dalam (dari lunak sampaisedang) dan untuk menentukan daya dukung lapisan tanah secara rinci.Penggunaan alat sondir untuk semua perlawanan penetrasi menerustermasuk hambatan lekat dan tahanan konus di darat atau di air, kecualitanah yang sangat keras. Pengujian penetrometer konus pada pendugaandaya dukung tanah, berupa perlawanan konus (cone resistance) pada saat penetrometer (alat ukurpenetrasi) ditekan, dan gesekan sisi (side friction)yang ditimbulkan akibat adhesi antara bidang atau permukaan mantel konusdengan tanah.

C.Peralatan
Alat Sondir kapasitas 2,5 ton, 5,0 ton atau 10,0 ton
Batang sondir terdiri dari batang luar dan batang dalam dengan panjangmasing-masing 1 meter.
Konus (mantle cone) / Bikonus (friction cone)
Manometer dengan kapasitas 0 - 60 kg/cm2dan 0 - 250 kg/cm2
Angker spiral + kunci sayap
Perlengkapan lain seperti : Kunci-kunci pipa, minyak hidrolik (castor oil),oli, kain pemebersih, sikat kawat, water pass, kunci penarik dan penekan,kunci plunyer (piston), dan lain-lain

D.Langkah Kerja
1.Bersihkan lokasi pengujian lalu pasanglah dua atau empat jangkar spiral(angkur) sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
2.Jepitlah rangka sondir pada jangkar tersebut, lalu atur posisi sondir agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci tiang samping lalugunakan waterpass untuk mengontrolnya.
3.Buka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua keranmanometer, lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
4.Tekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua
5.Setelah oli yang lama habis, isilah oli (castor oil) dari lubang pengisiansampai penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udaratutup kembali lubang pengisian tadi.
6.Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka, perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan(kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25% ke maksimalmanometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer berarti adakebocoran antara lain pada sambungan, buat penutup oli atau pada seal piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer lainnya.
7.Pasang friction cone/mantle cone pada draad batang sondir berikut batang dalamnya.
8.Dorong treker pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol pemutar sampai menyentuh ujung atas batang dalam sondir. Percobaandan pembacaan sudah siap dilakukan
9.Beri tanda pada tiang sondir tiap 20 cm dengan mengunakan spidol ataukapur untuk mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
10.Engkol pemutar kembali diputar sehingga friction cone atau mantlecone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tandaspidol/kapur), engkol pemutar sedikit ke arah berlawanan. Treker ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat.
11.Buka keran manometer.
12.Engkol pemutar diputar kembali sehingga batang dalam tertekan kedalam tanah dengan kecepatan kurang lebih 2 cm/detik. Batang dalamakan menekan piston lalu akan menekan oli di dalamnya, tekanan yangterjadi akan terbaca di manometer. Mantle cone atau konus hanya akanmengukur tahanan ujung konus (PK ; Perlawanan Konus) sedangkanfriction cone atau bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dangesekan selimut konus terhadap tanah.
13.Tekan batang sondir, catat angka penunjukkan pertama padamanometer sebagai nilai perlawanan ujung konus. Teruskan sampai jarum manometer bergerak untuk yang kedua kalinya. Catat pembacaankedua ini sebagai jumlah perlawanan (JP ; Jumlah Perlawanan) yaituPerlawanan Konus dan Hambatan Lekat.
14.Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarummanometer. Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitasmanometer, tutup keran manometer dan buka kran manometer yang berkapasitas besar. Batang sondir jangan menyentuh piston karenadapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan akan merusak manometer
15.Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu pindahkan kembali posisi treker ke posisi lubang terpotong. Lakukan penekanan kembali pada jarak 20 cm berikutnya.
16.Setelah mencapai kedalaman 1 meter, batang sondir perlu ditambah.Caranya terlebih dahulu naikkan piston penekan supaya batang sondir dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk mengencangkannya.
17.Setelah mencapai kedalaman tanah keras, tahanan ujung konus telahmenunjukkan angka yang lebih besar dari 150 kg/cm2 tiga kali berturut-turut (untuk sondir kapasitas 2,5 ton) atau lebih besar dari 500 kg/cm2(untuk sondir kapasitas 10 ton) penyelidikan boleh dihentikan.

E.Keselamatan Kerja
Pasang Konus atau Bikonus dengan baik benar.
Pasang kunci pipa dengan benar pada batang sondir yang akan dicabutsaat membuka kop penarik.

F.Perawatan
Batang sondir yang telah dipakai harus segera dibersihkan darikotoran/tanah yang melekat.Setelah dibersihkan, lumurjan olisecukupnya agar tidak berkarat.
Konus atau bikonus yang telah dipakai harus segera dibersihkan.Setelah dibersihkan coba digerak-gerakkan untuk memastikan tidak terjadi kemacetan.Apabila terjadi kemacetan, buka rangkaian alattersebut dan rendam dalam minyak tanah lalu disikat dengan hati-hatiLumuri oli yang masih baru, kemudian dirangkai kembali dan simpandi suatu tempat tertutup.
Tambahkan grease/stempet pada gigi penggerak alat sondir bagian atas bila kondisinya sudah mengering.
Jika terjadi kebocoran oli yang diakibatkan seal oli yang sudah robek,segera ganti dengan seal yang baru.



3.3. JOB 3 Pengujian kepadatan lapangan dengan metodekerucut pasir (Sandcone)
A.Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.Dapat mengetahui tingkat kepadatan tanah dilapangan denganmengetahui nilai berat isi.
2.Dapat melakukan dan mengetahui prosedur dengan metode kerucut pasir (sandcone)

B.Dasar Teori
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kepadatan tanah dilapangan dari lapisan yang telah dipadatkan dengan mengetahui beratvolume kering secara langsung dari lapisan tanah yang diuji.Sementaranilai derajat kepadatan lapangan adalah dengan membuat perbandingan berat volume kering di lapangan terhadap berat volume kering maksimumasil pengujian pemadatan di laboratorium.
C.Peralatan dan Bahan
1.Botol pasir kapasitas + 4,5 kg
2.Corong pasir dengan diameter 16,5 cm
3.Plat dasar untuk corong pasir dengan ukuran 30,48 x 30,48 cm denganlubang ditengah berdiameter 16,5 cm
4.Timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 1,0 gram
5.Timbangan kapasitas 500 gram ketelitian 0,1 gram
6.Mistar perata (Straight Edge)
7.Alat bantu lain seperti ; centong, talam/kaleng, paku, cawan buat pemeriksaan kadar air, kantong plastik, pahat, dan lain-lain.
8.Pasir ottawa/kwarsa yang bersih dan kering lolos saringan no.10 (2mm)dan tertahan saringan no. 200 (0,075 mm).

D.Langkah KerjaPemeriksaan Berat Isi Pasir ( p)
1.Timbang berat botol + corong(W1)
2.Isi botol dengan pasir secara perlahan-lahan sampai penuh(W3)
3.Kosongkan botol, kemudian isi dengan air sampai penuh(W2)
4.Volume botol (V) adalah (Berat botol + corong + air) dikurangidengan (berat botol +corong) ; (V)= (W2) – (W1)
5.Berat Isi pasir adalah (Berat botol + corong + pasir) dikurangi (BeratBotol + corong), kemudian dibagi dengan Volume botol ; (W3) – (W1)

Pemeriksaan Berat Pasir dalam Corong
1.Masukkan pasir ke dalam botol dan corong sampai kurang lebih 2/3tinggi botol dan kunci keran corong, Timbang berat botol + corong + pasir (W4)
2.Balikkan posisi botol sehingga corong berada di bawah, danletakkan di atas sebuah plat yang rata, kemudian buka keran coronghingga pasir turun mengisi corong.
3.Setelah pasir berhenti turun, kunci kembali keran corong, kemudiantimbang berat botol + corong + sisa pasir (W5)
4.Berat pasir dalam corong(W6)adalah (berat botol + corong + pasir)dikurangi dengan (berat botol + corong + sisa pasir);

Pemeriksaan Berat Isi Kering Tanah
1.Timbang berat talam kosong(W7)
2.Isi botol dan corong dengan pasir secukupnya (kurang lebih ¾ tinggi botol) dan timbang beratnya(W10)
3.Ratakan permukaan tanah yang akan diuji, letakkan plat berlubangdan jepit atau paku keempat ujung plat supaya plat tidak bergeser.
4.Buat lubang pada tanah dengan ukuran diameter lubang samadengan diameter lubang pada plat, dan dalam + 10 cm (tidak melebihi satu hamparan padat).
5.Masukkan seluruh tanah hasil galian ke dalam talam, kemudiantimbang beratnya(W8)
6.Hitung Berat Tanah Basah(W9)yaitu (berat talam + tanah)dikurangi (berat talam kosong) ;

7.Balikkan posisi botol dan corong yang berisi pasir di atas plat berlubang, kemudian buka keran corong sehingga pasir mengalir turun mengisi lubang dan corong, biarkan sampai pasir berhentimengalir.
8.Kunci keran setelah pasir berhenti mengalir, kemudian timbang berat botol + corong + sisapasir (W11)
9.Hitung Berat Pasir dalam Lubang(W12)yaitu (berat botol + corong+ pasir) dikurangi (berat botol + corong + sisa pasir) dikurangi (berat pasir dalam corong) ;

10.Hitung volume pasir dalam lubang yaitu (berat pasir dalam lubang)dibagi dengan (berat isi pasir)
11.Hitung Berat Isi Tanah Basah () yaitu (berat tanah basah) dibagidengan (volume pasir dalam lubang)
12.Periksa kadar air tanah (w %)13.Hitung Berat Isi Tanah Kering Tanah (d)

14.Hitung Derajat Kepadatan (D)


E.Keselamatan Kerja
Hindarkan getaran ketika mengadakan pengujian ini, terutamaketika pasir mengalir memenuhi lubang dan corong.
Menggunakan pakaian praktek saat bekerja


3.4. Job 4 Pengujian nilai daya dukung tanah (CBR) dengan alatDynamic Cone Penetrometer (DPC)
A.Tujuan
Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.Dapat mengetahui nilai daya dukung tanah (nilai CBR :Californiabearing ratio)
2.Dapat menggunakan dan mengetahui prosedur yang benar dalammenggunakan alatDynamic Cone Penetrometer (DPC)

B.Dasar Teori
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRLL (Transport andRoad Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkandi Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan,dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan datakekuatan tanah sampai kedalaman + 70 cm di bawah permukaan lapisantanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukandengan mencatat data masuknya konus yang tertentu dimensi dansudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.

C.Peralatan dan Bahan
Satu set alat DCP
 Palu/hammer geser dengan berat 10 kg dan tinggi jatuh 46 cm
 Batang baja berdiameter 16 mm primer dan sekunder
Konus bersudut 60 0 atau 300 dengan diameter tengah sebesar 2 cm
Batang baja berskala 1 – 100 cm

D.Langkah Kerja
1.Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Biasanyadilakukan secara zig zag pada arah dan jarak tertentu.
2.Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurusterhadap permukaan tanah. Bila terjadi penyimpangan sedikit sajaakan menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.
3.Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 dan catat dalamcenti meter.
4.Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalulepaskan sehingga palu jatuh secara bebas menumbuk anvil ataulandasan penumbuk sambil menjaga agar posisi alat tidak menjadimiring. Tumbukan ini akan menyebabkan konus menembus lapisanyang akan diuji.
5.Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya ke dalamformulir/blanko percobaan.
6.Hentikan pengujian jika jumlah pukulan telah mencapai 40 kali ataukedalaman penetrasi antara 70 s/d 90 cm.
7.Cabut batang dan konus yang telah masuk ke dalam tanah dengan caramenumbukkan palu geser ke atas hingga menyentuh plat alas pemegang alat.

E.Keselamatan Kerja
Jaga posisi alat saat melakukan tumbukan agar selalu tetap pada posisivertikal tegak lurus terhadap permukaan tanah.
 Pastikan posisi tangan tidak berada di dekat anvil/landasan penumbuk.

F.Perawatan
Bersihkan peralatan dari kotoran (terutama pada batang baja dan konus)setelah selesai digunakan.
Masukkan kembali peralatan ke dalam tempatnya setelah selesaidigunakan agar terhindar dari air dan cuaca yang dapat menyebabkankarat.




BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pengujian tanah lapangan ini, penyusun dapat menyimpulkan bahwa dalam prosedur pengambilansampel maupun pengeboran untuk mengetahui daya dukung tanahharuslah dengan serius sesuai dengan arahan dosen pembimbing maupunteknii lapangan karena dapat berpengaruh pada sampel yang akan diambl nantinya. Dalam pencatatan dan pengolaan data pada saat praktek haruslah dengan teliti karena bila kita salah dalam pencatatan maupun pengolahan data maka hasil yang akan di dapat tidak akan sesuai dengansebenarnya.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah agar setiap kelompok lebih kompak dalam bekerja dan dilakukan pembagian pekerjaan dan pergantian posisi agar mahasiswa paham terhadap materi dan praktek yangdiberikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar